Menu

Korban Tewas Akibat Banjir dan Longsor di Sulsel Bertambah Jadi 26 Orang

Siswandi 24 Jan 2019, 12:16
Warga menyaksikan air yang melimpah dari Bendungan Bili-bili di Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (23/1). Limpahan air dalam skala besar tersebut menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Sulsel. Foto: int
Warga menyaksikan air yang melimpah dari Bendungan Bili-bili di Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (23/1). Limpahan air dalam skala besar tersebut menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Sulsel. Foto: int

RIAU24.COM -  ingga saat ini, ribuan masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan masih mengungsi akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi di kawasan itu. Sedangkan jumlah korban tewas akibat musibah itu, terus bertambah. Perkembangan terakhir menunjukkan, ada sebanyak 26 masyarakat Sulses yang tewas akibat musibah ini.

"Sebanyak 26 korban meninggal itu berasal dari tiga kabupaten masing-masing Kabupaten Gowa (12 orang), Jeneponto (10 orang) dan Maros sebanyak 4 orang. Jadi sampai saat ini data masuk yang kita rilis itu ada 26 orang korban meninggal dunia," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan, Syamsibar, di Makassar, Kamis 24 Januari 2019.

Dilansir ccnnindonesia.com, dalam BPBD Sulsel tersebut juga disebutkan total korban terdampak bencana banjir sebanyak 3.914 kepala keluarga (KK) atau 5.825 jiwa, 24 orang hilang, sakit 46 orang dan korban yang mengungsi 3.321 jiwa.

Ditambahkan Syamsibar, pihaknya merasa bersyukur karena curah hujan tidak lebat lagi seperti beberapa hari belakangan ini. Selain itu, permukaan air di bendungan Bili-bili juga sudah turun dan mulai memasuki kondisi normal. Untuk diketahui, air yang melimpah dari bendungan ini berdampak terhadap terendamnya sejumlah daerah di Sulsel.

Seiring dengan semakin menyusutnya banjir, jalur darat yang menghubungkan Makassar-Sungguhminasa dan Malino, saat ini sudah terbuka. Sebelumnya, jalur tersebut sempat ditutup karena terbenam banjir. ***

R24/wan

Halaman: Lihat Semua