Menu

Jerman dan UE Kompak Tolak Seruan AS Keluar dari Perjanjian Nuklir Iran

Riko 16 Feb 2019, 20:54
Foto:  Internet
Foto: Internet

RIAU24.COM - Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas membela perjanjian yang diteken pada 2015 lalu di mana Iran secara drastis mengurangi program nuklirnya dengan imbalan bantuan sanksi.

Maka dari itu, Jerman dan Uni Eropa (UE) sepakat menolak seruan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence agar Eropa menarik diri dari perjanjian nuklir dan mengisolasi Iran.

"Bersama dengan Inggris, Prancis dan seluruh UE, kami telah menemukan cara untuk menjaga Iran dalam perjanjian nuklir sampai hari ini,"ujar Maas pada Konferensi Keamanan Munich seperti dilansir dari Middle East Eye, Sabtu 16 Februari 2019.

"Tujuan kami tetap menjadi Iran tanpa senjata nuklir, justru karena kami melihat dengan jelas bagaimana Iran membuat kestabilan wilayah," imbuhnya.

"Tanpa kesepakatan ini, kawasan itu tidak akan lebih aman dan benar-benar akan selangkah lebih dekat ke konfrontasi terbuka",pungkasnya.

Sementara Kepala diplomatik UE, Federica Mogherini, mengatakan blok itu bertekad untuk mempertahankan implementasi penuh dari kesepakatan tersebut. Mogherini menggambar kesepakatan yang ditandatangan di Wina, Austria itu sangat vital bagi keamanan Eropa.

Berbicara pada konferensi yang sama, Mogherini mengatakan kesepakatan itu harus dipertahankan. Ia juga menegaskan bahwa untuk Eropa, kesepakatan itu menyangkut ini masalah keamanan.

"Jadi Anda dapat mengandalkan fakta bahwa Uni Eropa dan negara-negara anggotanya akan terus melayani kepentingan keamanan dan non-proliferasi menjaga implementasi penuh" dari kesepakatan itu,"kata  Mogherini.

Pada sebuah konferensi di Timur Tengah di Warsawa pada hari Kamis, Pence mengecam retensi perjanjian nuklir oleh Eropa.

Dia juga mengkritik inisiatif baru-baru ini dari Prancis, Jerman dan Inggris untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan Eropa terus beroperasi di Iran meskipun ada sanksi AS.

Pertentangan antara pejabat tinggi AS dan para pemimpin Eropa terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara sekutu tradisional Washington itu atas desakan Presiden Donald Trump untuk menekan Teheran.

Negara-negara Eropa dengan tegas menolak upaya AS untuk membuat mereka menarik diri dari kesepakatan. Tekanan itu meningkat setelah Trump memutuskan untuk meninggalkan perjanjian multilateral pada bulan Mei lalu.

Pemerintahan Trump menerapkan kembali sanksi ekonomi pada Teheran musim gugur lalu, termasuk pada sektor minyak negara itu, sejalan dengan penarikannya dari perjanjian nuklir.


Sumber:  Sindonews