Menu

Sekian Lama Belajar di Lantai, 117 Siswa SDIT Segati Bahagia Terima Bantuan Mobiler Sekolah

Satria Utama 22 Mar 2019, 19:35
Siswa SDIT Sehari kini dapat belajar menggunakan meja dan kursi
Siswa SDIT Sehari kini dapat belajar menggunakan meja dan kursi

RIAU24.COM -  PELALAWAN - Jumat (22/3) siang, sekitar pukul 11.15 WIB, Nabila Zahra dan beberapa temannya masih bermain di pekarangan sekolahnya. Mereka adalah murid SD Islami Terpadu Segati, Kecamatan Langgam, Provinsi Riau. 

Sebenarnya siang itu jam sekolah telah usai, murid dan guru seharusnya sudah dalam perjalanan pulang ke rumah masing-masing untuk persiapan Sholat Jumat. 

Lina Winarsih, Kepala Sekolah SD IT Segati mengaku telah menginstruksikan murid-murid khususnya yang laki-laki untuk pulang. Namun ternyata Nabila dan teman-temannya  masih enggan untuk pulang karena tak sabar menantikan mobiler sekolah dari PT Nusa Wana Raya (NWR) yang akan segera tiba.

Seketika Nabila dan teman-temannya langsung mengerumini  truk yang baru saja tiba membawa meja dan kursi untuk mereka. Dengan wajah sumringah, Nabila turut membantu guru dan staf sekolah membawa 61 kursi dan 31 meja pemberitan dari PT NWR memasuki ruang kelas mereka. Betapa tidak, sejak Nabila bersekolah di SD IT Segati, ia hanya belajar beralas karpet seadanya di lantai tanpa menggunakan meja dan kursi.

Lina winarsih mengatakan sejak SD IT Segati berdiri 20 Juni 2015 lalu, anak didiknya yang kini telah berjumlah 117 orang dan terdiri dari empat kelas itu, belajar dengan fasilitas yang sangat minim. Baru PT NWR, pihak lain di luar yayasan dan wali murid yang memberikan bantuan.

“Saat ini kita telah memasuki tahun keempat sejak resmi dibuka. Artinya, sudah ada kelas satu, dua, tiga dan empat. Namun ruangan kelas yang kita miliki hanya dua saja, sehingga dua kelas lagi, yaitu kelas satu dan kelas dua harus menumpang di MDA tak jauh dari sini. Meski tidak menggunakan kursi dan meja, namun anak-anak tetap semangat saat belajar. Anak-anak sering mengeluh terutama saat musim hujan. Maklum dinding kelas yang terbuat dari papan dan tidak penuh terpasang sampai keatap sering diterobos hujan. Kerena kami belajarnya duduk dilantai, mau tak mau proses belajar harus ditunda dulu sambil menunggu lantai dikeringkan," tuturnya.

Halaman: 12Lihat Semua