Menu

Protes Netizen Berlanjut, Tagar #KpuJanganCurang Ramaikan Twitter

Siswandi 19 Apr 2019, 23:00
Ilustrasi, proses pemungutan suara di RS Jiwa di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Foto: int
Ilustrasi, proses pemungutan suara di RS Jiwa di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Foto: int

RIAU24.COM -  Protes terhadap pelaksanaan hingga penghitungan suara hasil pemilihan presiden, masih terus berlanjut, khususnya di media sosial. Kali ini, heboh protes juga terjadi di Twitter. Pada Jumat 19 April 2019 siang tadi, tagar #KpuJanganCurang menduduki puncak populer trending topik.

Hingga sore tadi, sudah banyak pengguna Twitter yang berkicau menggunakan tagar tersebut dengan jumlah mencapai 51,5 ribu postingan.


Dilansir viva, tagar ini muncul setelah netizen menemukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) salah memasukkan data asli C1 ke situs KPU.

Buntutnya, mereka pun ramai-ramai menggunakan tagar tersebut untuk memprotes dan mengunggah perbandingan suara di beberapa TPS berdasarkan data C1 dan yang telah diunggah di website KPU.

Para netizen menilai, lembaga tersebut berusaha memenangkan kubu 01, yakni Jokowi dan Ma'ruf Amin.

"Kita semua tahu KPU sekarang bagai makan simalakama. Dicambuk untuk melihatkan besar persetujuan suara pertahana, dengan menginput TPS yang dimenangkan 01, Sampai kapan bertahan?  Data kalian semakin menipis, tapi jika dengan cara seperti ini kalian buat, kami takkan diam. #KpuJanganCurang," tweet dari akun @BasukiAyu.

Selain itu, juga tampak perbandingan gambar antara data C1 TPS 93 di Bidara Cina, Jakarta Timur yang diunggah akun @SYAFIYYARAHMA5. Di sana tertulis perolehan suara kubu 02 meraih 163 suara dan kubu 01 sebanyak 47 suara. Namun dalam sebuah tangkapan layar server KPU, kubu 01 berhasil meraih 180 suara dan 02 hanya 56 suara.

Terkait hal itu, Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan, publikasi penghitungan dan rekapitulasi tersebut merupakan bentuk persetujuan KPU.

"Kita publikasi. Biar semua orang bisa melihat. Kalau ada yang salah tulis atau salah masuk, maka bisa dikoreksi, bisa diperbaiki," ujarnya. ***