Menu

Kapal Tangker di Teluk Oman Meledak, Amerika dan Arab Saudi Kambing Hitamkan Iran

Riki Ariyanto 14 Jun 2019, 11:18
Hubungan AS, Arab Saudi dengan Iran kembali memanas (foto/ilustrusi)
Hubungan AS, Arab Saudi dengan Iran kembali memanas (foto/ilustrusi)

RIAU24.COM - Jumat 14 Juni 2019, Dunia dikagetkan dengan dua kapal tangker meledar di Teluk Oman. Ditambah lagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya Arab Saudi 'mengkambing hitamkan' Iran ledakan di sekitar Selat Hormuz, pada Kamis (13 Juni 2019).

Hanya saja belum jelas apa yang menimpa kapal tanker Front Altair milik Norwegia atau Kokuka Courageous milik Jepang. Dilansir dari Tempo, ledakan keduanya memaksa kru untuk meninggalkan kapal dan membuat kapal terapung di perairan antara negara-negara Teluk Arab dan Iran.

Sementara Reuters melaporkan salah satu sumber menyenut ledakan di Front Altair, yang terbakar dan mengirim asap besar ke udara, disebut-sebut terjadi akibat sebuah ranjau magnetik.

Perusahaan yang mencarter tanker Berani Kokuka menyebut ditabrak oleh orang yang diduga torpedo. Hanya saja orang yang mengetahui masalah ini, tidak menemukan torpedo.

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) punya video yang diduga menunjukkan militer Iran memindahkan ranjau magnetik yang tidak meledak dari sisi kapal tanker Jepang. Amerika Serikat (AS) yang menuduh Iran atau proksinya melakukan serangan 12 Mei terhadap empat kapal tanker di lepas pantai Uni Emirat Arab, serta serangan pesawat tak berawak 14 Mei di dua stasiun pompa minyak Saudi, menyalahkan Iran karena serangan Kamis.

"Ini adalah penilaian pemerintah Amerika Serikat bahwa Republik Islam Iran bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Teluk Oman hari ini," sebut Menlu AS Mike Pompeo. Kantor Luar Negeri Inggris tidak berkomentar terkait hal ini.

Sementara Arab Saudi setuju dengan Amerika Serikat (AS) bahwa Iran sebagai dalang dugaan serangan dua kapal tanker minyak di Teluk Oman. "Kami tidak punya alasan untuk tidak setuju dengan menteri luar negeri. Kami setuju dengannya. Iran memiliki sejarah melakukan ini," ujar Menteri Negara Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan kepada CNN pada Kamis.

Dituduh demikian pihak Iran angkat bicara, dan membantah semua tudingan itu. "Iran dengan tegas menolak klaim tidak berdasar AS sehubungan dengan insiden tanker minyak 13 Juni dan mengutuknya," sebut Delegasi Iran untuk PBB dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam (13 Juni 2019).

Bagkan Iran balik menuduh Amerika Serikat (AS), Uni Emirat Arab (UEA), dan Arab Saudi sebagai penghasut perang. Iran menyerukan masyarakat internasional mencegah AS meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. (Sumber: Tempo)