Menu

Nasib Anies Baswedan Saat Ini: Begitu Ada Prestasi, Langsung Ramai Dibully

Siswandi 22 Jul 2019, 11:36
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

RIAU24.COM -  Sejumlah kritikan yang terus tertuju kepada sosok Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan, akhirnya mendapat sorotan dari Organisasj Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar).
Seperti dituturkan Ketua Umum Bang Japar, Fahira Idris, pihaknya melihat sorotan dan kritikan serta hinaan kepada Anies Baswedan, lebih terkesan sebagai sebuah ‘operasi’ alias sengaja dirancang.

Dari pandangan pihaknya, gelombang cacian dan fitnah terhadap Anies memiliki corak dan ritme sama. Tujuannya, mendegradasi berbagai capaian yang telah dicapai Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan. Hal yang sama juga terjadi bila ada program pembangunan yang mulai dirasakan warga ibukota.

“Amatan saya, semakin sering Pemprov DKI membuat terobosan atau mendapat apresiasi, serangan akan semakin intensif," lontarnya, Senin 22 Juli 2019 di Jakarta.

Dilansir republika, Fahira yang juga anggota DPD RI asal Jakarta ini menilai, jika isu yang jadi tema kritikan atau ajang cacian kepada Anies substanstif, maka tidak masalah. Namun, sering sekali yang jadi ‘peluru’ hal-hal tidak penting.

"Sudah tidak penting, dilebarkan ke mana-mana yang mengarah kepada serangan personal dan pembunuhan karakter serta dikait-kaitkan dengan isu SARA,” tegas Fahira.

Yang terbaru, Fahira mencontohkan soal instalasi bambu Getah Getih di Bundaran HI yang dipajang guna kepentingan Asian Games 2018 dan memang diperuntukkan untuk enam bulan saja.

Seni bambu ini menjadi ‘peluru’ untuk menyerang Anies. Padahal, saat ini memang sudah waktunya harus dibongkar.

Meski demikian, Fahira tak menampik, di negara demokrasi, seorang pemimpin harus siap dikritik, dihujat, dicaci, bahkan difitnah.

Sayangnya lagi, tambahnya, rentetan prestasi tidak akan menjamin seorang pemimpin mendapat pujian apalagi pengakuan. Malah sebaliknya, semakin berprestasi, serangan akan semakin menjadi. Menurutnya, kondisi ini terjadi karena saat era kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, sangat mudah membalikkan fakta. ***