Menu

Sosok ini Nilai Serangan Untuk Anies Baswedan Seperti Sebuah Operasi

M. Iqbal 23 Jul 2019, 05:40
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat melihat Getah Getih yang dibuat oleh seniman Joko Afianto (Sumber: IG Anies Baswedan)
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat melihat Getah Getih yang dibuat oleh seniman Joko Afianto (Sumber: IG Anies Baswedan)

"Sudah tidak penting dilebarkan kemana-mana yang mengarah kepada serangan personal dan pembunuhan karakter serta dikait-kaitkan dengan isu SARA,” tegasnya.

Ia memberi contoh soal instalasi bambu Getah Getih di Bundaran HI yang dipajang untuk kepentingan Asian Games 2018 dan memang diperuntukkan untuk enam bulan saja. Seni bambu ini menjadi ‘peluru’ untuk menyerang Anies saat memang waktunya harus dibongkar. Anies pun menjawab dengan membandingkan dengan impor baja asal China bila membuat kesenian dari besi.  

“Kita kebanjiran baja impor asal Tiongkok itu fakta. Kenapa tidak terima dan malah membelokkan fakta ini menjadi sentimen ras. Kalau terminologi Tiongkok saja mereka tidak paham bagaimana mau menjadi pengkritik yang cerdas,” jelas Fahira.
zxc2

Di negara demokrasi, lanjut Fahira, konsekuensi menjadi seorang pemimpin adalah harus siap dikritik, dihujat, dicaci, bahkan difitnah.

Ditambah lagi, segudang prestasi tidak akan menjamin seorang pemimpin mendapat pujian apalagi pengakuan, malah mungkin semakin berprestasi, serangan akan semakin menjadi. Ini dikarenakan, di era kemajuan teknologi informasi saat ini sangat mudah membalikkan fakta.

Halaman: 12Lihat Semua