Menu

Terang-terangan Bela Enzo, Fahri Hamzah Balas Sindir Pejabat yang Bangga Ideologi Komunis

Siswandi 14 Aug 2019, 11:52
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah

RIAU24.COM -  Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, dengan tegas menyatakan pembelaannya terhadap Enzo Zenzi Allie. Seperti diketahui, taruna Akademi Militer (Akmil) berdarah Prancis ini, sempat  disorot setelah fotonya dengan bendera hitam bertulis kalimat tauhid, beredar viral di media sosial. Karena hal itu, ia sempat diduga simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yagn sudah dinyatakan terlarang di Tanah Air.

Belakangan TNI tetap mempertahankan Enzo karena berdasarkan penilaian, pemuda keturunan Perancis itu dianggap layak jadi taruna.

Dukungan terhadap Enzo tersebut, dipaparkan Fahri dalam Twitter @Fahrihamzah. Menurut politikus PKS ini, pandangan pribadi dan pilihan politik seseorang bukan sebuah dosa di Indonesia yang menganut demokrasi.

Fahri bahkan balik menyindir ideologi komunisme yang menurutnya pernah dibangga-banggakan pejabat publik.

"Pandangan pribadi dan pilihan politik orang bukan dosa di negeri ini. Itu masa lalu, ada banyak yang bangga dengan ideologi komunis, toh jadi pejabat publik. Kenapa pula santri bule ini jadi masalah? Inilah penyakit kambuh kita, mentalitas yg tidak bagus diteruskan," kicau Fahri, seperti dipantau cnnindonesia, Rabu 14 Agustus 2019.

Menurut Fahri, apa yang dialami Enzo adalah kemalangan nasib. Sebab, bisa jadi bendera hitam bertulis kalimat tauhid yang disandangnya itu bisa saja tak ada kaitan dengan HTI.

"Dan suatu hari, mungkin ia pergi dengan para sahabatnya membawa bendera bertulis kalimat Tauhid, padahal ia bercita2 menjadi tentara INDONESIA dan belajar di Akademi Militer, itu mimpinya sejak kecil," tulis Fahri.

"Di terimalah dia sebagai taruna Akmil dengan nilai yg baik. Tetapi malang nasibnya, sebuah gambar kehidupannya di pesantren dengan bendera bertulis kalimat syahadat membuatnya dituduh radikal dan "terpapar HTI", bahkan ada yg menuduh TNI telah kemasukan teroris. #enzozenzallie," cuitnya lagi.

Tak hanya itu, Fahri juga menyesalkan polemik Enzo dan bendera hitam tauhid. Menurutnya, polemik ini telah menyeret kepada irasionalitas yang terlalu jauh.

Padahal, demokrasi yang diterapkan di Indonesia dan UU yang dibuat dirancang agar warga negaranya memiliki pikiran terbuka. Dia mengingatkan cara berpikir yang sempit terutama tentang agama, akan membuat Indonesia menyingkir dari kemajuan dunia.

"Jangankan menerima tamu, warga sendiri kita curigai," tulis Fahri.

Fahri kemudian menyampaikan ucapan terima kasih kepada TNI yang mempertahankan Enzo sebagai taruna Akademi Militer Magelang. Menurutnya, keputusan TNI itu sudah benar karena mempertimbangkan hak Enzo sebagai warga negara dan kemampuan yang dimilikinya.

Enzo, kata Fahri, patut diberi kesempatan seperti halnya generasi baru lain. "Jangan rusak mereka dengan konflik ideologi dan politik aliran yang selalu main belakang dalam politik formal," kata dia.

"Kita harus berani mewariskan zaman baru, sebuah masa yang penuh dialog, keterbukaan dan persaudaraan. Sebuah persatuan yang dibangun di atas percakapan yang sehat dan kesetaraan. Ayo kita mulai. Stop jualan rasa takut San ancaman. Buka hati dan pikiran. Jeddah, 14/8/19," ujar Fahri.

Sebelumnya, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menyatakan Enzo dipastikan tetap menjadi taruna Akademi Militer Magelang. Andika bilang berdasarkan analisis moderasi keberagamaan, Enzo mendapat nilai 84 persen.

"Atau nilainya 5,9 dari nilai maksimum 7. Oleh karena itu kami memutuskan tetap mempertahankan Enzo dan seluruh taruna yang kami terima," tegasnya, Selasa (13/8/2019) kemarin. ***