Menu

RSUD Arifin Achmad Menuju Pusat Pengobatan Ginjal di Riau

Satria Utama 25 Aug 2019, 15:44
dr. Rayendra, SpPD KGH bersama Direktur RSUD Arifin Achmad, H Nuzelly Husnedi menunjukkan fasilitas cuci darah
dr. Rayendra, SpPD KGH bersama Direktur RSUD Arifin Achmad, H Nuzelly Husnedi menunjukkan fasilitas cuci darah

RIAU24.COM -  PEKANBARU -  Penyakit Ginjal Kronis merupakan penyakit yang banyak  diderita di tengah masyarakat global. Berdasarkan data pada 2013, 12,5 persen dari penduduk dunia mengalami masalah ini.

Jika diciutkan pada lingkup yang lebih kecil, yakni di Provinsi Riau dengan jumlah penduduk lebih kurang 6,8 juta jiwa, berarti ada sekitar 800 ribu jiwa yang 'diserang' penyakit ini.

Kepala Unit Hemodialisa yang juga Ketua Tim Ginjal Terpadu RSUD Arifin Achmad, dr. Rayendra, SpPD KGH., menyebutkan, dari total tersebut yang melakukan pengobatan hanya sekitar 2-5 persen saja. "Itu pun mereka yang sudah mengalami terminal yang membutuhkan pengobatan sebagai pengganti ginjal, seperti cuci darah. Sementara sisanya yang berada pada stadium 1, 2 atau 3 tidak melakukan pengobatan," jelas dr. Rayendra.

Menurutnya, di Riau sendiri, ada sekitar 30 tempat cuci darah dengan jumlah sampai ribuan pasien, dalam masih dalam kalkulasi 2-5 persen tadi. Artinya masih banyak masyarakat yang belum terdeteksi mengalami penyakit ginjal. "Perlu ada sosialisasi dan survei agar jumlah yang terdeteksi ini diketahui,"  ujarnya.

Dr. Rayendra memaparkan, ada banyak faktor resiko yang menyebabkan pasien gagal ginjal. Diantaranya penderita diabetes melitus. Dimana 20-40 persen penderitanya bisa bermuara pada ginjal kronis atau gagal ginjal.

"Kemudian pasien-pasien hipertensi. Diperkirakan 30 persen dewasa muda menderita hipertensi. Namun sayangnya, dari jumlah tersebut, hanya sepertiganya yang tahu," ungkapnya. 

Halaman: 12Lihat Semua