Menu

Trump Akui Biarkan Turki dan Kurdi Terlibat Pertempuran Mematikan, Kalau Sudah Puas Baru Dipisahkan

Satria Utama 18 Oct 2019, 15:34
Donald Trump
Donald Trump

RIAU24.COM -  DALLAS - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya mengakui bahwa ia memang ingin memberikan kesempatan bagi pasukan Turki dan Kurdi bentrokan dalam pertempuran mematikan.

"Tidak konvensional apa yang saya lakukan. Saya bilang mereka harus bertarung sebentar," kata Trump dalam kampanye di depan pendukungnya di Texas.

"Seperti dua anak kecil dalam banyak hal, Anda harus membiarkan mereka berkelahi dan kemudian Anda memisahkan mereka...Mereka bertarung selama beberapa hari dan itu cukup kejam," katanya lagi.

Seperti diketahui, Trump telah memutuskan untuk menarik pasukan AS dari Suriah timur laut yang membuka jalan bagi Turki untuk menginvasi pasukan Kurdi Suriah selama seminggu terakhir. Padahal, pasukan Kurdi—yang memimpin Pasukan Demokratik Suriah (SDF)—adalah sekutu Amerika dalam perang melawan kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah.

Trump membela diri atas keputusan penarikan tentara AS dari Suriah timur laut dengan menekankan bahwa tidak setetes pun darah Amerika ditumpahkan.

Pada hari Kamis, Turki—setelah pembicaraan dengan Wakil Presiden AS Michael Pence—setuju untuk menangguhkan invasinya dan akan mengakhiri serangan jika pasukan Kurdi menarik diri dari zona aman di sepanjang perbatasan.

“Kami pergi ke sana dan kami berkata kami ingin berhenti, dan orang-orang Kurdi sangat hebat. Mereka akan mundur sedikit," kata Trump, seperti dikutip sindonews dari AFP, Jumat (18/10/2019).

"Kami akan menjaga ISIS tetap baik dan terkunci. Kami akan menemukan lebih banyak dari mereka, dan Turki siap," imbuh dia.

Pengakuan Trump tersebut langung menuai kecaman dari Brett McGurk, mantan utusan khusus presiden untuk koalisi anti-ISIS. Dia menggambarkan pernyataan Trump tentang pertempuran "dua anak kecil" sebagai pernyataan "cabul dan bodoh".

"Ini adalah pernyataan cabul dan bodoh. 200.000 orang tak bersalah mengungsi. Ratusan orang mati. Laporan kejahatan perang yang dapat dipercaya. Tahanan ISIS melarikan diri. AS mengevakuasi dan mengebom posisinya sendiri atau menyerahkannya ke Rusia. Dua anak banyak?," tulis McGurk via akun Twitter-nya, @brett_mcgurk. **