Menu

Megahnya Balai Kerapatan Tinggi Siak Dibangun Penduduk Datuk Empat Suku, Desain Sangkar Burung Serindit

Lina 19 Oct 2019, 13:35
Balai Kerapatan Tinggi Siak dibangun tahun 1886 pada masa pemerintah Sultan Syarif Hasyim, Sultan Siak ke XI (foto/lin)
Balai Kerapatan Tinggi Siak dibangun tahun 1886 pada masa pemerintah Sultan Syarif Hasyim, Sultan Siak ke XI (foto/lin)

RIAU24.COM -  SIAK- Balai Kerapatan Tinggi Siak dibangun tahun 1886 pada masa pemerintah Sultan Syarif Hasyim, Sultan Siak ke XI. Pembangunannya dilakukan secara gotong royong oleh penduduk yang berada di wilayah Datuk Empat Suku.

Yaitu Datuk Suku Tanah Datar, Datuk Suku Pesisir, Datuk Suku Lima Puluh, dan Datuk Suku Kampar. Pada awalnya bangunan ini bernama Balairung Sari yang digunakan sebagai tempat penobatan Sultan, tempat bermusyawarah para pembesar kerajaan, tempat pengadilan, juga sebagai tempat menerima tamu kerajaan. 

zxc1

Karena fungsinya ini Balairung Sari disebut juga Balai Kerapatan Tinggi. Balai Kerapatan Tinggi Siak merupakan bangunan berbentuk panggung memiliki dua lantai, berdenah persegi empat berukuran 30,8 x 30,2 meter.

Ruang utama ada di lantai atas dengan pintu masuk berupa tangga naik dari beton, sedangkan untuk pintu keluarnya melalui dua tangga berbentuk spiral dari besi bagi yang menang dalam perkara, dan tangga kayu bagi yang kalah. 

zxc2

Arsitektur bangunan dikenal dengan sebutan “Sangkar Burung Serindit”. Ruang utama di lantai atas terdapat tiga ruangan untuk ruang sidang, ruang panitera, dan ruang tunggu bagi yang akan melakukan persidangan. 

Di dalam ruang utama terdapat singgasana kerajaan warna keemasan dihiasi motif sulur dan naga. Di lantai bawah terdapat tiga buah ruangan sebagi kantor dan ruang Tuan Kadi Kerajaan.

Setelah Pemekaran Kabupaten Siak, Balai Kerapatan Tinggi ini sempat dipergunakan sebagai Kantor DPRD Kabupaten Siak, yang mana dahulunya sempat berfungsi sebagai tempat pertabalan Sultan.

Balai Kerapatan Tinggi Siak, ini memiliki tiga tangga untuk bisa menaiki dan masuk ke lantai dua, dimana ruangan ini dahulunya dipergunakan sebagai ruang sidang.

Tangga utama dari balai ini, menghadap ke sungai sedangkan tangga yang lain ke  arah timur. 

Balai Kerapatan Tinggi Siak ini memiliki dua tangga yang dibangun yang terbuat dari besi berbentuk spiral dan yang satunya lagi terbuat dari kayu dan terletak di sebelah barat gedung.

Dahulunya konon, jika suatu perkara sudah dilakukan dan hukuman dijatuhkan, maka bagi yang kalah akan turun ke lantai dasar dengan menggunakan tangga kayu yang terletak di sebelah kiri gedung dan langsung menuju Djil (penjara) yang terletak tidak jauh dari situ.

Sedangkan bagi yang menang turun melalui tangga besi yang terletak di sebelah kanan gedung dan langsung ke jalan raya, sehingga kala itu masyarakat yang menunggu keputusan hasil perkara hanya tinggal melihat siapa yang salah dan yang benar melalui dari mana mereka turun setelah persidangan usai. (R24/Lin)