Menu

Sering Tolak Kunjungan, Mahasiswa Dumai Layangkan Surat Protes ke Perusahaan Ini

Riki Ariyanto 28 Oct 2019, 21:12
Mahasiswa STTD protes perusahaan di Dumai ini sering menolak permintaan untuk berkunjung (foto/istimewa)
Mahasiswa STTD protes perusahaan di Dumai ini sering menolak permintaan untuk berkunjung (foto/istimewa)

RIAU24.COM - DUMAI- Kunjungan Industri sebagai salah satu penunjang mata kuliah di Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD), kembali terjadi penolakan Kunjungan Industri ke bagian produksi di PT Pacific Indopalm Industries (PII).

Surat yang dilayangkan pada tanggal 16 Oktober 2019, dengan rencana jadwal kunjungan ke perusahaan CPO pada 23 Oktober 2019 ini dengan balasan surat pada 22 Oktober 2019, menolak dengan tanpa kejelasan.

Kepada wartawan, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (TI) STTD, Khairul Nopan menyayangkan sikap atas adanya penolakan kunjungan mahasiswa dari pihak PT PII dengan tujuan ingin memahami yang berhubungan dengan mata kuliah perencanaan dan pengendalian dibidang produksi.

“Sebagai mahasiswa calon generasi penerus bangsa, saya merasa miris dengan sikap dan perlakuan pihak perusahaan yang tidak peduli dalam mencerdaskan anak bangsa,” paparnya Senin (28/10/2019).

Perusahaan perusahan raksasa penghasil CPO yang berjejer disepanjang wilayah bibir pantai Kota Dumai, menurut Khairul Topan, dua perusahaan PT PII dan PT SDS ini sepertinya tidak peduli dengan kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Kota Dumai.

“Alamat anak anak tempatan akan tersingkir, jika sikap perusahaan seperti ini,” bebernya.

Mahasiswa Semester V ini juga menambahkan, sampai saat ini tidak mengetahui secara detail alasan PT PII menolak kunjungan industri oleh rekan rekan mahasiswa yang hanya ingin belajar. Penolakan berupa balasan surat tidak menyebutkan alasan secara detail, membuat Khairul Nopan Cs gerah dengan sikap perusahaan tersebut.

“Kami juga sampai hari ini tidak mengetahui, apakah persoalan ini sudah diketahui oleh pejabat daerah, baik pemerintah maupun legislatif. Kami berharap pemerintah dapat mempertanyakan misi perusahaan selain berbisnis disini. Sudah berimbangkah kontribusi perusahaan tersebut kepada Kota Dumai?” tantang mahasiswa yang akrab disapa Nopan ini.

Nopan juga miris dengan isu kecemburuan anak anak tempatan dalam memperoleh haknya sesuai dengan Perda No 10 Tahun 2004 yang jelas tertuang penempatan pekerja lokal sebesar 70 %.


“Jangan sampai hal ini berlarut larut karena akan menjadi bom waktu bagi perusahaan dan anak tempatan kedepannya dengan terjadinya kecemburuan sosial dan pemerintah jangan tutup mata dan telingga” aspirasi Topan.

Salah satu mahasiswa STTD, Riski Jaka Perdana juga menyayangkan sikap dan perlakuan perusahaan perusahaan yang menolak kunjungan praktek kerja Mahasiswa sebagai salah satu penunjang mata kuliah.

“Cukup kami saja yang merasakannya, jangan sampai ini terulang kembali kepada adik adik kita nanti. Kami akan perjuangkan, apakah turun kejalan adalah solusinya,” pungkas Riski.

Imam Fajri Ramadhona, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STTD juga ikut menanggapi perlakuan perusahaan terhadap rekan rekanya dan seakan akan mencoreng nama baik kampus yang mereka bangga banggakan ini dengan sikap dan perlakuan dengan menolak mahasiswa untuk belajar.

“Ini harus menjadi perhatian khusus kepada pemerintah dan Anggota Legislatif Kota Dumai, untuk menanggapi dengan sikap tidak acuh dan peduli oleh perusahaan perusahaan dalam menunjang kualitas SDM dimasyarakat,” cetus Imam.

Ketua BEM STTD juga menambahkan bahwa mahasiswa tersebut datang kesana untuk menambah ilmu sebelum masuk kedunia pekerjaan dan ingin melihat langsung praktek dan teori yang dipelajari selama di Kampus.



“Jika pihak perusahaan tidak ‘Welcome’ terhadap Mahasiswa dan terus sperti ini, maka kami Mahasiswa STTD bisa saja melakukan aksi besar besaran tentang terkait ini,” papar Imam lagi.

Ketika dikonfirmasi Humas PT PII Sisyanto kenomor selulernya beberapa kali, namun belum dapat dihubungi walaupun nomor seluler tersebut tersambung. Manager HRD PT PII, Siti yang sebelumnya sempat dihubungi, menyebutkan untuk dapat menghubungi Humas terkait klarifikasi informasi tersebut.

Siti yang sempat terkecoh ketika dikonfimasi oleh awak media yang menyangka konfirmasi tersebut adalah pihak kampus. Siti menyebutkan bahwa GM PT PII tidak bisa memberikan izin kunjungan karena banyak proyek yang sedang berjalan di pabrik.

“GM tidak dapat berikan izin, jadi beliau anggap beresiko dan riskan. Kebetulan Manager Produksi tidak berada ditempat,” ungkap Siti Via WhatsApp beberapa waktu yang lalu, Rabu (23/10).

Siti yang menjanjikan akan dihubungi oleh pihak perusahaan kepada awak media terkait klarifikasi pemberitaan, namun hingga berita diterbitkan, pihak perusahaan tidak kunjung menghubungi. Siti juga sempat menolak agar tidak dijadikan narasumber terkait informasi penolakan perusahaan terhadap kunjungan mahasiswa STTD.

“Jangan saya pak, bagus Pak Sis yang dikonfirmasi. Nanti beliau yang menghubungi Bapak,” kata Siti yang ditirukan Via WhatsApp.

Siti juga menyebutkan dalam bulan bulan disibukan oleh urusan budget dan ada auditor datang dari Grup Dubai.” Kami lagi audit pak, makanya disebabkan proyek dan audit kita menolak kunjungan mahasiswa,” papar Siti.

Surat balasan yang tidak menyebutkan alasan penolakan dengan keterangan yang lebih dapat diterima oleh kalangan mahasiswa, membuat Khairul Nopan Cs geram dan menyulut emosi naluri seorang mahasiswa yang menginginkan keadilan sosial dinegeri ini.

“Kami akan segera surati DPRD Kota Dumai untuk agar dilakukan audensi terkait persoalan ini,” tandas Nopan. (R24/bie)