Menu

Tiga Pasien DBD Sempat di ICU Dua Malam di RSUD Selatpanjang

Ahmad Yuliar 6 Nov 2019, 18:49
Demam berdarah dengue marak di Selatpanjang (foto/ilustrasi)
Demam berdarah dengue marak di Selatpanjang (foto/ilustrasi)

RIAU24.COM - SELATPANJANG- Tiga warga Kepulauan Meranti sempat mengalami masa kritis dan harus dirawat di Intensive Care Unit (ICU). Hal itu karena ketiganya kena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sebelumnya seorang warga Desa Banglas Barat,  Kecamatan Tebingtinggi,  Kabupaten Kepulauan Meranti,  Riau, Nabil Halimah (7) meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selatpanjang,  1 November 2019. Kematian Nabil tersebut diakibatkan Demam Berdarah Dengue (DBD).

zxc1

Hal itu disampaikan Kepala Seksi Pelayanan dan Medis (Kasi Yanmed) RSUD, dr Aisyah Be, Selasa, 5 November 2019. Dirinya mengaku ketiga pasien tersebut akhirnya bisa melalui masa kritis, dan saat ini sedang masa penyembuhan di ruang perawatan.

“Satu orang meninggal akibat DBD. Dan ini kasus kematian pertama tahun ini. Setelah itu sebanyak tiga orang sempat mengalami masa kritis dan sempat harus ditangani di ruang ICU selama dua malam,” ungkapnya.

zxc2

Saat ini, tambahnya, ketiga pasien penderita DBD tersebut sudah mengalami peningkatan kondisi kesehatan. Wanita berkacamata itu juga berharap ketiganya bisa segera sembuh.

“Mudah-mudahan tidak ada lagi penderita DBD yang harus mendapatkan penanganan di RSUD. Ini bisa dicegah, jika penanganan ditingkat bawah bisa maksimal,” ujarnya.

Menurutnya, upaya terbaik dalam mencegah DBD adalah dengan upaya pencegahan. Oleh karena itu ia juga berharap seluruh Puskesmas bisa semakin pro aktif melakukan berbagai program pencegahan.

“Saat saya masih bertugas di Puskesmas, kami selalu turun dan memberikan pemahaman kepada masyarakat. Termasuk melakukan upaya koordinasi dan kerjasama lintas sektoral,” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pegendalian dan Pemberantasan Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan (Diskes) Kepulauan Meranti Muhammad Fakhri juga sudah meminta kepada seluruh Puskesmas agar memaksimalkan upaya pencegahan tersebut. Karena jika masyarakat sampai mengalami masa kritis, sangat rawan terjadinya korban jiwa.

“Masyarakat juga kami harapkan bisa melakukan upaya pencegahan dengan membersihkan lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sehingga perkembangan nyamuk aides aegipty penyebar DBD bisa diberantas,” harapnya. (R24/Mad)