Menu

Tertimbun 36 Jam di Bawah Runtuhan Bangunan dalam Cuaca Membeku, Bayi 11 Bulan Ini Selamat

Satria Utama 2 Jan 2019, 11:48
Bayi berhasil diselamatkan setelah tertimbun 36 jam/ foto: wjla.com
Bayi berhasil diselamatkan setelah tertimbun 36 jam/ foto: wjla.com

RIAU24.COM -  Bayi berumur 11 bulan berhasil diselamatkan tim penyelamat setelah terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang ambruk. Ambruknya bangunan tersebut diduga akibat ledakan dari gas yang bocor.

Selamatnya bayi bernama Ivan Fokin itu merupakan sebuah keajaiban. Pasalnya selain sudah terkubur selama 36 jam, cuaca di kota Rusia Magnitogorsk juga dalam kondisi dingin membeku.

"Ini adalah mukjizat Tahun Baru," ujar ayahnya Yevgeny seperti dikutip oleh saluran TV satelit RT.

Sang ayah sedang bekerja ketika istrinya menelepon untuk mengatakan bangunan itu runtuh. Dia lolos dari reruntuhan dengan seorang putra berusia 3 tahun, kata laporan berita Rusia.

"Saya sedang tidur di sofa dengan putra saya yang lebih tua, memeluknya dan sang bayi itu tidur di ranjang bayinya," kata ibu Olga Fokina di TV Rusia. "Aku dan yang lebih tua jatuh dan segera keluar dan aku tidak tahu apa yang terjadi pada ranjang bayi sesudahnya."

Petugas penyelamat Pyotr Gritsenko mengatakan di televisi Rusia bahwa penemuan bayi itu terjadi setelah salah satu kru mendengar tangisan samar-samar.

"Mereka menghentikan semua peralatan. Dia mulai menangis lebih keras," tetapi kru tidak dapat menemukannya, katanya.

Seekor anjing pencari dibawa masuk dan dikonfirmasi bahwa seseorang berada di bawah reruntuhan, memfokuskan upaya penyelamatan.

Sang ayah mengatakan bahwa dia membantu penyelamat menggali puing-puing dan "menunjukkan kepada mereka tempat di mana dia berada."

Saat ditemukan, Ivan Fokin, berada dalam kondisi yang sangat serius. Ia mengalami patah tulang, cedera kepala dan menderita hipotermia dan radang dingin setelah terkubur dalam suhu sekitar minus 20 derajat Celcius.

Dia pun segera diterbangkan ke Moskow Selasa malam dalam suasana hampir putus asa untuk menyelamatkan hidupnya. "Dia berada dalam kondisi stabil pada saat kedatangan di ibukota," kata kepala lembaga kesehatan masyarakat nasional Vladimir Uiba dikutip kantor berita negara Tass.***

 

R24/bara