Menu

Wow, Penjara Khusus Transgender Segera Dibuka di Inggris

Siswandi 5 Mar 2019, 12:17
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Inggris dikabarkan akan segera membuka sebuah penjara khusus narapidana transgender. Rencananya, penjara khusus itu akan dibuka di LP Downview, yang selama ini khusus menampung narapidana perempuan.

Meski berada dalam satu kompleks, namun para tahanan pada sel khusus tersebut akan dipisah dari narapidana perempuan lainnya. Langkah ini ditempuh, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Khususnya terkait aksi kekerasan dari narapidana transgender kepada napi perempuan. Unit tersebut tidak akan bisa diakses oleh para napi perempuan.

Dilansir republika, Kementerian Kehakiman Inggris menyebutkan, mereka yang akan ditempatkan di unit transgender itu akan dipisahkan satu dengan yang lain.

Saat ini ada tiga narapidana yang dilahirkan sebagai laki-laki namun kemudian berubah menjadi perempuan.

Yang Pertama
Unit sel transgender pertama di Inggris tersebut merupakan bagian dari usaha Kementerian Kehakiman Inggris guna memastikan keamanan para napi, yang disebutkan merupakan 'salah satu masalah utama."

Kebijakan itu diambil setelah adanya kasus penganiayaan, yang dilakukan seorang narapidana transgender perempuan kepada dua napi perempuan lain. Peristiwa itu terjadi di LP khusus perempuan di West Yorkshire, pada tahun 2017.

Napi tersebut Karen White digambarkan sebagai predator dan berbahaya bagi wanita ketika dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan Leeds bulan Oktober lalu.

Karen White menurut kesaksian menggunakan 'kepribadiannya sebagai transgender' untuk mencari korban para perempuan yang rentan.

Selain itu, data di Kementerian Kehakiman Inggris menunjukkan, pada tahun 2018, ada 139 napi transgender yang tersebar di Skotlandia, Inggris dan Wales. Sedangkan dari Irlandia utara tidak diketahui secara pasti.

"Keselamatan para napi adalah perhatian utama kami, dan keputusan apapun yang kami ambil adalah berusaha mengurangi risiko yang mungkin dilakukan masing-masing pelaku," kata Kementerian Kehakiman Inggris, dilansir ABC News. ***