Menu

Ternyata, WNI yang Jadi Korban Penembakan Brutal di Masjid Selandia Baru Adalah 'Urang Awak'

Siswandi 16 Mar 2019, 00:57
Zulfirmansyah, salah seorang WNI yang menjadi korban dalam aksi penembakan brutal masjid di Selandia Baru. Foto: int
Zulfirmansyah, salah seorang WNI yang menjadi korban dalam aksi penembakan brutal masjid di Selandia Baru. Foto: int

RIAU24.COM -  2 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kasus penembakan brutal di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, hingga saat ini masih dirawat di rumah sakit. Mereka yang dirawat merupakan ayah-anak bernama Zulfirmansyah dan Mohammad Rais. Ternyata, kedua adalah 'urang awak' bersuku Minangkabau.

Seperti dituturkan Erizal As, Ketua Sakato Art Community yang berbasis di Yogyakarta, Zulfirmansyah baru dua bulan pindah dari Yogyakarta ke Selandia Baru. Sosok Zul diketahuinya sebagai orang yang taat beribadah.

"Baru dua bulan pindah domisili dan istri Zul itu orang Amerika, keduanya menikah dua sampai tiga tahun lalu kalau tidak salah dan punya anak satu," ujarnya, saat dihubungi kompas melalui sambungan telepon, Jumat 15 Maret 2019 petang kemarin.  

Dikatakan, Zul tercatat sebagai anggota aktif Sakato Art Community. Menurut Erizal, Zul pindah ke Selandia Baru karena istrinya baru saja direkomendasikan pindah ke sana.

"Pindah ke Selandia Baru karena istrinya Zul dapat rekomendasi atau peluang besar kerja di Selandia Baru dari Negara Amerika. Karena istrinya kerja di sana sesuai rekomendasi, jadi ikut menemani di sana," terangnya lagi.

Erizal mengatakan, dia dan Zul sudah kenal sejak di SMSR Padang, hingga kuliah di ISI Yogyakarta.

"Angkatan saya sejak dari SMSR padang, terus tahun 1997 kuliah di ISI Jogja dan tamat, kemudian menetap di Jogja," ucapnya.

Sebagai pelukis asli minang, Zul sering bergabung dengan komunitas minang di Yogyakarta. Pembantu Rektor III ISI Yogyakarta, Anusapati membenarkan Zulfirmansyah merupakan alumni ISI Yogyakarta.

"Benar, Jurusan Seni Murni," terangnya.


zxc2

Masih Dirawat

Hingga saat ini, baik Zul mau pun sang ayah, masih menjalani perawatan di rumah sakit setempat.

"Masih dirawat. Besok saya ke Christchurch untuk melihat kondisinya," ujar Duta Besar RI di Wellington Tantowi Yahya, dilansir detik.

Dikatakan, saat peristiwa itu terjadi, Zul dan ayahnya tengah menunaikan ibadah Salat Jumat di Masjid Lindwood, satu dari dua masjid yang menjadi lokasi penyerangan bersenjata secara biadab tersebut.

Menurutnya, KBRI akan berangkat ke Christchurch pada Sabtu 16 Maret 2019 pagi ini, karena bandara masih ditutup sepanjang Jumat kemarin.

Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan hingga kini belum ada informasi tambahan korban. Sebab, data korban belum dibuka pemerintah setempat.

"Belum ada, karena pemerintah NZ belum keluarkan informasi resmi identitas korban," ungkap Lalu.

Sebelumnya, korban tewas dalam penembakan brutal di dua masjid di Christchurch, New Zealand, bertambah menjadi 49 orang. Kepolisian Selandia Baru menyebut penembakan brutal itu 'direncanakan dengan sangat matang'. ***