Menu

Seperti Ini Upaya Berliku BBKSDA Riau Evakuasi Harimau Sumatera yang Terjebak Jerat di Pelalawan

Siswandi 26 Mar 2019, 23:33
Proses berilku harus dilakukan petugas BBKSDA Riau saat mengevakuasi Harimau Sumtera yang terjebak jerat pemburu liar di Pelalawan. Foto: int
Proses berilku harus dilakukan petugas BBKSDA Riau saat mengevakuasi Harimau Sumtera yang terjebak jerat pemburu liar di Pelalawan. Foto: int

RIAU24.COM -  Berbagai upaya harus dilakukan petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya (BBKSDA) Riau dan petugas dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) Sumatera Barat, untuk mengevakuasi seekor Harimau Sumatera. Binatang buas yang dilindungi itu ditemukan dalam kondisi lemas, setelah terjebak dalam sebuah jerat yang dipasang pemburu. Lokasinya berada di kawasan hutan di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan.

Untuk proses evakuasi, petugas harus memikul harimau seberat 80 kilogram itu dengan tandu dan berjalan kaki selama lebih kurang 11 jam.

Seperti dituturkan Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 26 Maret 2019, hal itu terpaksa harus dilakukan karena tidak ada akses jalan menuju lokasi tempat harimau itu terjerat.

Lokasi itu berada di kawasan hutan restoran ekosistem RER yang dikelola PT Gemilang Cipta Nusantara (April Group). "Untuk menuju lokasi, itu memakan waktu sekitar 11 jam," terangnya.

Dikatakan, pihaknya menerima informasi tentang harimau itu pada Jumat (22/3/2019) dari PT Gemilang Cipta Nusantara. Sebagai tindak lanjutnya, pada Minggu (24/3/2019), petugas diturunkan ke lokasi.

Sesampainya di tempat yang dimaksud, petugas melihat seekor Harimau Sumatera terjebak jerat liar yang diduga sengaja dipasang pemburu. Kondisinya tampak sudah lemas. Kaki kirinya tampak terlilit jerat yang dibuat dari sling baja.

"Kaki kiri depan yang terjerat. Kondisinya sudah terluka dan infeksi," kata Suharyono.

Setelah melakukan tindakan awal dan mengecek kesehatan si raja hutan tersebut, tim kemudian memberinya infus. Selanjutnya, barulah hewan itu dibawa dengan menggunakan tandu menuju kandang transit. Dari sana, barulah harimau itu dibawa ke PRHSD di Sumatera Barat.

Sama saat menuju lokasi, proses evakuasi binatang buas itu memakan waktu lebih dari 11 jam. Selain jalan darat, petugas juga membawa harima itu dengan perahu karena harus melintasi anak sungai.

"Termasuk beruntung, informasi cepat kita terima. Kalau lebih lama, bisa mengancam nyawa harimau itu," tambahnya, dilansir kompas.

Awalnya, tambah Suharyono lagi, rencananya harimau itu akan langsung dilepasliarkan kembali setelah dibebaskan dari jeratan dan diobati. Apalagi mengingat kawasan itu memang daerah habitat Harimau sumatera. Tapi karena kondisinya yang tidak memungkinkan, diputuskan untuk mengevakuasi binatang itu terlebih dahulu dan diobservasi di PRHSD di Dharmasraya, Sumatera Barat. ***