Menu

Empat Orang ini Bisa Memperlambat Kiamat, Apa Saja?

M. Iqbal 31 May 2019, 09:20
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM - Kenikmatan hidup di dunia menjadi terasa tambah nikmat jika seseorang memiliki banyak ilmu pengetahuan yang mampu dimanfaatkan untuk diri sendiri dan orang lain, serta memiliki kecukupan urusan dunia.

Dikutip dari laman Bincangsyariah.com, Rabu, 29 Mei 2019, yang terjadi saat ini, banyak orang yang berpendidikan dan berpengetahuan luas, tapi diberikan kekurangan dalam urusan harta benda. Namun sebaliknya, banyak orang yang diberikan kekayaan tapi tak memiliki banyak pengetahuan bahkan tak berpendikan.

Hal tersebut merupakan bentuk keadilan Allah agar saling melengkapi dan mengisi sehingga tercipta keharmonisan bersama.
zxc1

Imam ar-Razi dalam tafsirnya yang berjudul Mafatih al-Ghaib mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib kepada Jabir bin Abdillah al-Anshari,

قوام الدنيا بأربعة بعالم يعمل بعلمه ، وجاهل لا يستنكف من تعلمه ، وغني لا يبخل بماله ، وفقير لا يبيع آخرته بدنياه

“Dunia ini akan selalu kokoh selagi masih ada empat golongan ini. Pertama, selagi orang alim, ulama masih mengamalkan ilmunya. Kedua, orang yang tak tahu masih mau belajar. Ketiga, orang kaya yang tak pelit akan hartanya. Keempat, orang kekurangan (fakir) yang tak menjual akhiratnya dengan urusan dunia.”

Dari tafsir tersebut, keempat golongan ini memiliki peran yang besar sekali, terutama ulama yang mampu mengamalkan ilmunya, bukan hanya pintar beretorika saja membawa pengaruh besar di masyarakat.

Bila seorang ulama tak mampu mengamalkan ilmunya maka diibaratkan seperti lilin yang mampu menyinari orang lain tetapi dirinya binasa. Begitu juga orang awam, selagi dia masih mau belajar, bertanya akan persoalan yang dihadapi maka akan ada solusi yang didapatkan sehingga hidupnya tambah terarah.
zxc2

Hubungan ulama dan jamaahnya sangat erat tak bisa dilepaskan satu dan yang lainnya, orang awam membutuhkan petunjuk ulama, begitu juga ilmu ulama akan banyak manfaatnya jika ia memiliki jamaah atau santri, murid.

Tapi sayangnya, saat ini banyak ketimpangan antara keduanya, berapa banyak orang yang memiliki apartemen dikota metropolitan tetapi sekitarnya masih ada yang tidur dikolong jembatan, banyak orang kaya tetapi masih banyak tetangganya yang kurang biaya, berapa banyak orang yang memiliki harta milyaran tetapi sekitarnya masih ada yang merintih kelaparan, betapa banyak orang yang memakai gelang seratus gram tetapi prilakunya sering bikin geram.

Maka dari itu, pentingnya memiliki jiwa sosial yang tinggi sehingga terbangun solidaritas yang tak membedakan kalangan bawah dan kalangan atas.