Menu

Diskes Bengkalis Sebut Tidak Ada Peningkatan Jumlah Penderita Monkeypox

Dahari 11 Jun 2019, 13:59
Ilustrasi/int
Ilustrasi/int

RIAU24.COM -  BENGKALIS - Penyakit cacar monyet (Monkeypox) dari Singapura yang sempah menghebohkan masyarakat di Kabupaten Bengkalis Riau.

Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Kesehatan (Diskes) Bengkalis sempat melakukan beberapa upaya untuk pencegahan masuknya penyakit tersebut.

Sebelumnya, untuk melakukan pencegahan itu, Diskes Bengkalis menggelar rapat koordinasi bersama OPD terkait yang saat itu termasuk KSOP dan KKP Wilker Bengkalis sungai Pakning.

Kemudian dilanjutkan dengan surveilans ketat seperti terhadap penumpang Kapal Ferry dari Batam Kepri dan Malaysia. Selain para penumpang ketika itu, crew kapal tangker dipelabuhan Pertamina UP. II Sungai Pakning juga dilakukan pengecekan.

"Alhamdulilah, saat ini masalah tersebut sudah selesai, dari informasi yang disampaikan oleh Ministry Of Health Singapura (Menteri Kesehatan Singapura, red) tidak ada peningkatan jumlah penderita Monkeypox dari jumlah awal yang terpapar sebanyak 23 orang," ungkap Kepala Dinas Kesehatan dr. Ersan Saputra TH melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Alwizar SKM, Selasa 11 Juni 2019.

Lanjut Alwizar menceritakan, hal ini disebabkan oleh karena pihak pemerintah Singapura melakukan tindakan karantina (Isolasi red,) yang sangat ketat terhadap 23 penderita tersebut, sehingga penularan kepada yang lain menjadi terputus.

Disamping itu, pada saat kejadian tersebut, Pemerintah kota Batam juga mengatifkan alat pemindai suhu tubuh (Thermo Scanner red,) disetiap pelabuhan dan Bandara Sekupang serta Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.

“Alat tersebut memang wajib ada di Pelabuhan  dan Bandara berskala internasional, karena jika terjadi wabah penyakit menular di negara asal penumpang, maka thermo scanner ini menjadi alat deteksi dini kepada penumpang, apakah terinfeksi penyakit menular di negara asal nya atau tidak,"ujarnya.

Dia juga mengakui bahwa informasi dari petugas KKP Wilker Bengkalis, diketahui bahwa thermo scanner yang ada di Pelabuhan Internasional Bandar Sri Setia Raja di Selatbaru mengalami kerusakan.

“Nanti kita akan koordinasi lebih lanjut dengan KKP Kelas III Dumai, agar alat tersebut segera diperbaiki. Dan dinas terkait juga menghentikan upaya survelans ketat di pelabuhan. Hal ini kita lakukan karena tidak ada indikasi penyakit Cacar Monyet tersebut masuk ke Bengkalis,"katanya lagi.

Dalam hal ini, Alwizar juga memberikan kesimpulan didasari beberapa indikator. Pertama, tidak adanya peningkatan jumlah penderita di Singapura, kedua tidak ada masyarakat Batam sebagai buffer area  dari Singapura yang tertular  Monkeypox. Ketiga, dari laporan subveilans aktif oleh seluruh puskesmas tidak ada pasien yang menunjukkan gejala Monkeypox.

"Dari upaya pengamatan kita terhadap kemungkinan masuknya penyakit menular melalui penumpang kapal, hingga saat ini tetap rutin dilaksanakan oleh KKP Wilker Bengkalis, karena hal tersebut memang tupoksi mereka dan kita hanya menerima laporan saja, agar untuk segera menyikapinya,"imbuhnya.***


R24/hari