Menu

PT Krakatau Steel Kian Kritis, Rizal Ramli Kritik Kebijakan Pemerintah yang Satu Ini

Siswandi 4 Jul 2019, 10:35
Ribuan karyawan PT Krakatau Steel menggelar demo menolak di-PHK. Foto: int
Ribuan karyawan PT Krakatau Steel menggelar demo menolak di-PHK. Foto: int
Menurutnya, salah satu cara yang paling ampuh untuk bisa mengatasi kondisi ekonomi yang buruk adalah dengan mengurangi defisit current account dan impor.

Rizal juga mengkritisi kebijakan pemerintah Jokowi yang hanya berani dan fokus pada upaya pengurangan impor terhadap komoditi kecil seperti tasbih, bedak dan lipstik.

Seharusnya, pemerintah juga fokus pada 10 komoditas impor dalam skala besar, khususnya baja dari China dan mobil dari Jepang.

Sebagai contoh, pada awal Oktober 2018 lalu, 67 persen baja yang ada di Tanah Air, justru berasal dari impor. Baja-baja tersebut dijual murah di Indonesia. Buntutnya, industri baja dalam negeri seperti Krakatau Steel pun jadi merugi.

“Restrukturisasi KS membuat utang sustainable tapi tidak tingkatkan sales. Harus berani kenakan tarif anti-dumping. RRT ekses kapasitas industri baja, berminat realokasi pabrik baja bekas ke RI. Eh.. diberi bebas pajak 30 tahun oleh Menteri Keuangan “Terbalik”. Cerdas nggak itu?” sindirnya, dilansir viva.

Seperti diketahui, saat ini kondisi internal PT KS juga sedang bergejolak. Ribuan buruh menggelar demo pada Selasa 2 Juli 2019 kemarin. Mereka menolak dilakukannya pemutusan hubungan kerja. Manajemen PT KS berencana akan memberhentikan 2.500 buruh dengan alasan efisiensi. Sebelumnya, pada 1 Juni 2019, sudah ada sebanyak 529 buruh diberhentikan secara sepihak. Kebijakan ini ditempuh, karena kondisi keuangan perusahaan yang merugi. ***

Halaman: 12Lihat Semua