Menu

Isu Selatan Jawa Berpotensi Dihantam Tsunami 20 Meter Jadi Viral, Begini Respon BNPB

Siswandi 21 Jul 2019, 16:41
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Saat ini, informasi mengenai adanya potensi gempa megathrust bermagnitudo 8,8 di kawasan selatan Pulau Jawa, telah viral di media sosial. Tak hanya itu, gempa itu juga dipredikasi bakal disertai dengan gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 20 meter.

Dilansir kompas Minggu 21 Juli 2019, menanggapi kabar ini, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dalam menghadapi potensi bencana tersebut.

Agus mengimbau masyarakat mampu menerapkan prinsip 20-20-20, terutama warga yang tinggal di pinggir pantai.

"Kalau warga merasakan gempa selama 20 detik, setelah selesai (guncangan) warga harus segera evakuasi, karena di pantai akan datang tsunami dalam 20 menit, lari ke bangunan yang ketinggiannya minimal 20 meter," terangnya.

Adapun proses evakuasi dengan memilih gedung tinggi meski dekat pantai pun tidak menjadi kendala, asalkan bangunan tersebut masih berdiri kokoh setelah gempa berhenti.

Sebelumnya, informasi yang kemudian menjadi viral ini awalnya mengemuka berdasarkan kajian yang disampaikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Terkait kabar ini, pakar tsunami (BPPT), Widjo Kongko mengakui informasi ini memang disampaikan BPPT dalam agenda Table Top Exercise (TTX) atau gladi ruang untuk rencana gladi lapang penanganan darurat tsunami.

Berdasarkan kajian itu, Widjo Kongko mengungkapkan, wilayah Pantai Selatan (Pansela) Jawa-Bali berpotensi mengalami gempa megathrust dengan magnitudo 8,8.

"(Wilayah) Pansela Jawa-Bali, berpotensi gempa dari zona megathrust lebih dari 8,8 dan menimbulkan tsunami," ujar Widjo, kepada kompas, Kamis (18/7/2019).

Menurut dia, mengacu pada besarnya kekuatan gempa yang berpotensi terjadi di pantai selatan Jawa-Bali ini berpotensi memicu gelombang tsunami setinggi 20 meter dengan jarak rendaman sejauh 3-4 kilometer.

Terkait hal itu, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, juga tak menepisnya.

"Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami," ungkapnya melalui pesan singkat, Sabtu (20/7/2019) kemarin.

"Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami," tegasnya. ***