Menu

Swedia Akui Kelompok Pemuja Setan Sebagai Agama, Ini Alasannya

Riki Ariyanto 4 Aug 2019, 11:42
Simbol pemuja setan di dunia (foto/int)
Simbol pemuja setan di dunia (foto/int)

RIAU24.COM -  Minggu 4 Agustus 2019, Kelompok pemuja setan mulai diakui sebagai agama oleh Swedia secara hukum. Meski pun keberadaan komunitas pemuja setan ini menuai pro dan kontra disejumlah negara.

Dilaporkan hukum Swedia menempatkan Komunitas Pemuja Setan telah memenuhi semua syarat untuk dianggap sebagai sebuah agama. Dilansir dari Okezone, pandangan itu sudah disetujui Badan Layanan Hukum, Keuangan dan Administrasi di negara Skandinavia itu.

zxc1

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, jika suatu komunitas kepercayaan bisa diakui sebagai agama. Antara lain seperti doa atau meditasi, dan memiliki nama yang "tidak bertentangan dengan kebiasaan baik atau ketertiban umum" di Swedia.


Komunitas Pemuja Setan di Swedia dipimpin oleh pasangan suami istri, Erik dan Jenny Hedin dari Stockholm. Keduanya merupakan sarjana dalam sejarah gagasan dan linguistik dan tidak memiliki latar belakang dalam gerakan keagamaan lainnya.

zxc2

Erik dan Jenny klaim sudah ada pengikut sekitar 100 orang. Gerakan mereka terinspirasi oleh Kelompok Kuil Satanis (The Satanic Temple), yang merupakan sebuah kelompok aktivis dari Massachusetts, Amerika Serikat (AS).

Walau memiliki nama yang menunjukkan kegiatan penyembahan setan dan banyak cincin ritual malam hari dan pengorbanan hewan, komunitas Setan sebenarnya mengusung pendekatan ilmiah, negara sekuler dan keadilan sosial. Di halaman Facebooknya, komunitas pemuja setan Swedia mengungkapkan banyak poin pembicaraan yang umumnya terkait dengan perlindungan lingkungan dan kritik terhadap bidan yang menolak untuk melakukan aborsi, debat sayap kiri atau liberal, dan seperti masalah LGBT.

Mengenai Setan, yang dipakai nama komunitas itu hanya dilihat sebagai "tokoh sastra", menurut masyarakat. Setan dipuji sebagai panutan dan "pemberontak abadi" yang selamanya mendapatkan keuntungan.

Kelompok itu melakukan ritual seperti "doa Lucifer dan Lilith". Titik fokus dari kelompok itu adalah menempatkan komunitas mereka sebagai pusat dari semuanya.

“Manusia sempurna apa adanya, kita tidak perlu mendengarkan orang lain tetapi bisa percaya pada diri sendiri. Ini juga tentang mempertanyakan norma dan otoritas yang sewenang-wenang,” jelas pencetus agama Pemuja Setan di Swedia, Jenny Hedin kepada media lokal, Dagen yang dikutip Sputnik.