Menu

Pasca Karhutla, BRG Intensifkan Tiga Program Restorasi Sekaligus di Pulau Rupat

Riki Ariyanto 10 Oct 2019, 09:38
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead (foto/int)
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead (foto/int)

RIAU24.COM -  BENGKALIS- Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead melakukan peninjauan salah satu wilayah yang sedang diintensifkan upaya restorasinya adalah Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau pasca kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Pulau Rupat merupakan daerah prioritas BRG dalam upaya restorasi ekosistem gambut sesuai dengan Surat Keputusan Kepala BRG Nomor SK.16/BRG/KPTS/2018 tentang Penetapan Peta Indikatif Restorasi Gambut.

zxc1

“BRG berkomitmen untuk mengintensifkan upaya restorasi gambut terutama diwilayah gambut terdepan yang berdekatan dengan Negara tetangga, salah satunya adalah Pulau Rupat di Riau," ujar Nazir, Kamis, 10 Oktober 2019 pagi.

Dikatakannya untuk itu, BRG akan melaksanakan ketiga program, yaitu Rewetting (R1), Revegetation (R2) dan
revitalization (R3) secara bersamaan untuk mempercepat upaya restorasi dari segala aspek di daerah ini.

zxc2

"Ada sekitar 25 hektar lahan gambut bekas terbakar yang ada di Pulau Rupat akan ditutup dengan penanaman maksimal yang dilakukan secara swakelola oleh kelompok masyarakat setempat," sebutnya.

Pada tahun 2019, BRG juga terus melakukan pembangunan infrastruktur pembasahan gambut dengan

membangun sebanyak 76 unit sekat kanal dibangun di Pulau Rupat yang tersebar di Desa Pergam (21 unit), Desa Sri Tanjung (20 unit), Desa Sukarjo Mesim (11 unit), Desa Teluk Lecah (13 unit), dan Desa Terkul (11 unit).

Menurut Nazir, program revegetasi merupakan salah satu upaya BRG untuk memulihkan lahan gambut melalui penanaman benih endemik dan adaptif pada lahan gambut terbuka, pengayaan penanaman pada kawasan hutan gambut terdegradasi, serta peningkatan dan penerapan teknik agen penyebar benih untuk mendorong regenerasi vegetasi dan mengembalikan fungsi gambut.

Pembangunan sekat kanal tersebut dilakukan secara swakelola oleh kelompok masyarakat, infrastruktur yang dibangun oleh BRG untuk merestorasi gambut juga dibarengi dengan program revitalisasi ekonomi kepada masyarakat sekitar ekosistem gambut.

“Selain untuk memulihkan lahan bekas terbakar, revitalisasi ekonomi berfungsi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” tutup Nazir.


Program revitalisasi ekonomi dilakukan dalam bentuk budidaya nanas, pengadaan peralatan pengolahan kerupuk ikan dan udang, pengadaan peralatan pengolahan buah nanas, budidaya ternak sapi di Desa Sukarjo Mesim (Mesim Maju Jaya), pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk, usaha ternak ayam potong dan budidaya ternak kambing.