Menu

Tegaskan Jadi Oposisi, Hidayat Nur Wahid: Ngapain Ada Dua Capres Kalau Ujungnya Hanya Satu

M. Iqbal 22 Oct 2019, 08:57
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid

RIAU24.COM - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menegaskan jika partainya akan tetap menjadi oposisi pemerintahan Jokowi. Hidayat mengatakan, hal tersebut dilakukan karena PKS ingin menyelamatkan kehidupan berdemokrasi.

"Ngapain kemarin kompetisi ada dua capres kalau ujung-ujungnya hanya satu juga (hanya koalisi, tak ada oposisi). Ya berkompetisi itu ada konsekuensinya, jadi kami ingin menyelamatkan demokrasi," ujar Hidayat dilansir dari Kompas.com, Senin, 21 Oktober 2019.

Kata Hidayat, ada tiga hal besar yang membuat PKS tak ingin bergabung ke pemerintah. Pertama, PKS ingin konsisten dengan sikapnya selama ini. Hal ini disebut Hidayat sebagai rasionalitas berpolitik.

zxc1

"Rasional dalam berpolitik adalah ada kompetisi, yang menang silahkan memimpin, yang kalah ya di luar," kata dia.

Kemudian yang kedua, PKS ingin konsisten atas sikap politiknya. PKS melalui Majelis Syuro sudah memutuskan untuk berada di luar pemerintahan.

Selanjutnya yang ketiga adalah, PKS juga mempertimbangkan suara konstituen. Kata Mantan Wakil Ketua MPR itu mengatakan mayoritas pendukung PKS, ingin tetap menjadi oposisi.
zxc2

Maka dari itu, sebagai partai oposisi, PKS berkomitmen untuk menjadi alat kontrol pemerintah. Berdasar survei, tidak kurang dari 60 persen rakyat masih ingin adanya check and balance pemerintah oleh DPR.

Dia juga yakin jika meski Gerindra bakal bergabung ke pemerintah, partainya tidak akan sendirian menjadi oposisi. "Enggak, enggak akan sendirian (jadi oposisi). Lihat aja, nggak akan sendirian," tutupnya.