Menu

Peninggalan Era Kejayaan Minyak yang Membentuk Riau

Satria Utama 13 Nov 2019, 13:30
Richard H Hopper (kanan) saat melakukan eksplorasi minyak di Riau. (Dok. PT Chevron Pacific Indonesia)
Richard H Hopper (kanan) saat melakukan eksplorasi minyak di Riau. (Dok. PT Chevron Pacific Indonesia)

RIAU24.COM - Perkembangan industri migas (minyak dan gas) di Riau merupakan potret perjalanan sebuah peradaban. Berkelindan dengan kearifan dan budaya lokal, industri ini turut berkontribusi terhadap perkembangan wilayah, ekonomi, maupun sumber daya manusia yang unggul. Dan, perkembangan serta kemajuan Provinsi Riau tak bisa dilepaskan dari peran industri migas.

Sultan Syarif Kasim II pernah mengeluhkan nasibnya saat melihat Kesultanan Deli maju pesat setelah dilepaskan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura oleh Belanda. Tanah Deli yang awalnya tidak punya apa-apa, dikembangkan oleh Belanda menjadi distrik pertanian ekspor paling kaya di seluruh Nusantara.

Kisah tersebut ditulis oleh Richard H Hopper dalam buku Ribuan Tahun Sumatera Tengah ~ Sejarah Manusia, Rempah, Timah & Emas Hitam (2016).

Sebenarnya, saat itu Kerajaan Siak sudah menikmati pendapatan dari minyak bumi yang diberikan oleh perusahaan minyak Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM). Namun, Siak selaku tuan rumah hanya menerima bagian berupa empat persen pajak penghasilan para buruh minyak yang bekerja di wilayah kesultanan.

Sultan pun tidak bisa apa-apa ketika melihat Tanah Deli, yang kini bernama Medan, Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, menjadi lebih kaya. "Alangkah pahitnya kenyataan ketika melihat Sultan Deli hidup dalam istana megah di kota yang indah. Sementara Sultan Syarif Kasim II masih tersuruk dalam keterasingan di perkampungan Siak yang sama sekali tidak ada jalan raya," tulis Hopper dalam bukunya.

Masyarakat pada zaman Kerajaan Siak mengandalkan empat sungai besar, yakni Sungai Siak, Sungai Kampar, Sungai Indragiri dan Sungai Rokan sebagai jalur transportasi utama. Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, jalan dan rel kereta api yang dibangun pada awal abad ke-20 bertujuan utama untuk mengalirkan sumber daya alam dan para pekerja paksa (romusha).

Halaman: 12Lihat Semua