Menu

Ekonomi Meroket Cuma Ilusi, Indeks Kelaparan Indonesia Ternyata Masuk Kategori Serius

Satria Utama 4 Dec 2019, 08:30
Masih banyak warga Indonesia yang kekurangan gizi
Masih banyak warga Indonesia yang kekurangan gizi

RIAU24.COM -  JAKARTA - Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu beberapa tahun terakhir ternyata berdampak cukup nyata dalam kesejahteraan masyarakat. Meski sempat diprediksi ekonomi bakal meroket oleh Presiden Jokowi di awal masa pemerintahannya, faktanya dari hasil riset Global Hunger Index (GHI) yang dikeluarkan oleh Concern Worldwide dan Welthungerhilfe, indeks kelaparan Indonesia masuk kategori serius.

GHI memakai  lima kategori untuk menempatkan posisi suatu negara. Posisi rendah (skor <9,9), moderat (10-19,9), serius (20-34,9), mengkhawatirkan (35-49,9) dan sangat mengkhawatirkan (>50).

GHI juga menggunakan empat indkator untuk memberikan skor kepada sebuah negara. Indikator-indikator itu adalah kekurangan gizi, bagian populasi yang kekurangan gizi yaitu yang asupan kalorinya tidak mencukupi. Child Wasting, permasalahan gizi pada anak di bawah lima tahun di mana bobot tubuhnya jauh di bawah normal. Indikator lainnya adalah stunting yaitu terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak di bawah lima tahun dan tingkat kematian anak-anak di bawah lima tahun.

Dalam indeks GHI, Indonesia berada di peringkat ke-70 dari 117 negara dengan skor 20,1 yang masuk dalam kategori serius seperti dinukil Sindonews dari situs globalhungerindex.org, Rabu (4/12/2019).

Berdasarkan data tersebut, indeks kelaparan Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya. Mulai dari 25,8 pada tahun 2000 kemudian menjadi 26,8 (2005), dan turun lagi menjadi 24,9 (2010) dan terakhir 20,1 di tahun 2019.

Di Asia Tenggara, posisi Indonesia ini sama dengan Filipina yang juga memperoleh skor yang sama. Posisi Indonesia tepat berada di bawah Myanmar (69) dan berada di atas Kamboja (Kamboja) serta Timor Leste. Sementara negara Asia Tenggara yang memiliki indeks terendah di pegang oleh Thailand di posisi 45 dengan skor 9,7 kemudian disusul Malaysia (57 skor 13,1) dan Vietnam (62 skor 15,3).

Halaman: 12Lihat Semua