Menu

Menikmati Manisnya Kakao Lewat Program Prisma Chevron

M. Iqbal 24 Dec 2019, 19:35
Iwan Kartiwan (66 tahun), petani kakao warga Desa Pelambaian Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Iwan Kartiwan (66 tahun), petani kakao warga Desa Pelambaian Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

RIAU24.COM - Tuhan tidak menjanjikan langit itu selalu biru. Akan tetapi, Dia selalu memberi pelangi di setiap badai, berkah di setiap cobaan, dan jawaban dari setiap doa. Kata bijak inilah yang diyakini oleh Iwan Kartiwan (66 tahun), petani kakao warga Desa Pelambaian Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Menanam kakao, sebagai bahan pembuat coklat adalah pekerjaan baru bagi Iwan. Dia hanya salah seorang dari 30 orang anggota Kelompok Tani Prima Jaya Tapung. Sawit yang dulu pernah membuatnya berjaya dalam soal ekonomi, kini tidak bisa lagi diharapkan karena habis sudah masa produksi hingga harus diremajakan (replanting).

Secara usia, Iwan tidak lagi muda. Akan tetapi, semangatnya tidak kalah dengan anak muda kebanyakkan. Ulet dan cekatan. Lihatlah, jemarinya lincah “menari” membersihkan setiap pokok kakao seluas seperempat hektare di pekarang belakang rumahnya.

Terasa asing memang. Sebab, puluhan tahun lamanya, Iwan hanya kenal dengan aktivitas memanen tandan buah segar (TBS) sawit miliknya seluas 2 hektare. “Lumayan, saya bisa menyekolahkan dan menghidupi 4 orang anak saya,” tutur Iwan.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Prima Jaya, Zamri, bercerita tentang awal mula penanaman kakao ini. Dikatakan Zamri, hal itu berawal dari rencana penanaman ulang atau replanting kebun sawit warga Desa Pelambaian.


Kelompok Tani Prima Jaya saat rapat membahas program kerja.

"Ini berawal dari rencana replanting kebun sawit warga Desa Pelambaian yang membuat warga yang rata rata petani sawit itu harus kehilangan sumber pendapatannya.  Untuk mengisi kekosongan pendapatan selama 4 tahun menjelang sawit berbuah, para petani di desa Pelambaian bertemu dengan Chevron yang kemudian memberikan bantuan berupa program PRISMA," jelasnya.

Menurutnya, selain Kelompok tani Prima Jaya yang beranggotakan 30 petani di desa Pelambaian Tapung, ada juga tiga desa lainnya yang juga mendapatkan bantuan CSR Chevron di program PRISMA. Tiga desa itu adalah desa Sumber Makmur, desa Tanjung Sawit dan Blok B desa Sidang Rejo. Masing masing desa berbeda jumlah anggota petani binaan Chevron. Antara 20-30 petani perdesa.

"Di Desa Pelambaian ini ada sekitar 20-an hektar kebun kakao. 15 hektar diantaranya adalah milik petani anggota Kelompok Tani Prima Jaya dengan asumsi setengah hektar per anggota kelompok tani. Bukan menanam di kaplingan perkebunan, tetapi menanam di pekarangan rumah," terang Zamri.

Zamri menambahkan bahwa setiap petani kakao anggota kelompok tani Prima Jaya ini memiliki pokok batang kakao sebanyak 300 pokok kakao per petani binaan Chevron di program PRISMA. "Jika di total, sudah 3000 pokok batang kakao yang ditanam oleh anggota kelompok tani Prima Jaya dalam 2 tahun belakangan ini. Belum semuanya berbuah, tapi ada juga tanaman kakao tersebut yang sudah mulai berbuah. Luasnya adalah satu setengah hektar," terang Zamri.

Berdirinya pusat pembibitan kakao varietas unggul milik Kelompok Tani Pria Jaya Tapung di Desa Pelambaian tersebut bukan ditempuh dengan 'jalan mulus'.  "Awalnya memang sulit, apalagi membuat warga lainnya menjadi yakin. Butuh keuletan. Sebelum kelompok ini ada, saya dan beberapa kawan mencoba menanam kakao sebagian. Perkembangannya terlihat dan prospek budidaya berjalan bagus. Ini karena dibina langsung oleh Chevron. Dengan begitu, masyarakat bisa lihat langsung buktinya, hingga akhirnya percaya. Hasilnya bagus, buah bagus dan bisa dijual," katanya.

Hari demi hari berjalan. Kesuksesan dirasakan masyarakat penggagas kakao kian jadi perbincangan di Desa Pelambaian dan sekitarnya. Warga mulai banyak membeli bibit untuk ditanam di rumah. Tidak cuma itu, mereka sejak awal sudah melakoni usaha kakao ini juga melakukan studi banding ke Aceh, Tapanuli Selatan hingga Sumatera Barat, guna mempelajari cara bertanam kakao, sehingga hasilnya optimal dan layak dipasarkan.

Sejahterakan Warga melalui PRISMA

Secara terpisah, Manager Corporate Communications Chevron Pacific Indonesia Sonitha Poernomo, mengatakan, PT Chevron turut mendukung masyarakat di sekitar area operasi melalui kegiatan pengembangan masyarakat dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, lingkungan, rehabilitasi bencana, serta budaya dan infrastruktur. Salah satu program-program pemberdayaan ekonomi Chevron adalah Program multi-tahun PRISMA.

PRISMA merupakan singkatan dari Promoting Sustainable Integrated Farming, Small Medium Enterprise Cluster and Microfinance Access. Program ini memberikan bantuan berupa hibah, pelatihan pembangunan kapasitas, bantuan teknis, dan menawarkan bantuan pinjaman melalui lembaga keuangan mikro kepada kelompok tani, usaha kecil, dan koperasi di  11 kabupaten dan kota di Riau, Kalimantan Timur dan Jawa Barat. 

“PRISMA bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, peningkatan kondisi sumber daya alam dan lingkungan, serta peningkatan sumber daya manusia,” sebutnya.

Ruang lingkup program ini adalah pertanian atau perkebunan, peternakan, wirausaha, keuangan mikro, air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat, serta pusat pelayanan usaha kecil.“PRISMA menerapkan strategi membuat pasar bekerja untuk petani dan pelaku usaha kecil,dengan titik berat pada beberapa fungsi pendukung,” jelasnya.

Fungsi pendukung yang dimaksud berupa akses ke berbagai layanan,termasuk akses pengetahuan, keterampilan, bahan baku, pasar dan hubungan antarpasar, teknologi, serta keuangan. Strategi ini dimaksudkan untuk menggerakkan sistem pasar komoditas atau produk-produk yang melibatkan petani.

“PRISMA juga mengajarkan kepada penerima manfaat untuk melakukan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim ke dalam kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi lokal tersebut,” katanya.

Chevron juga memastikan bahwa program PRISMA sejalan dengan prioritas pembangunan ekonomi di daerah. Untuk itu, Chevron menjalin kerjasama dan bersinergi dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sektor-sektor program PRISMA, termasuk perusahaan, asosiasi, organisasi nirlaba, dan media massa. Melalui Jejaring Pemangku Kepentingan PRISMA Chevron, perusahaan menyelenggarakan pertemuan berkala antar pemangku kepentingan untuk saling berbagi pengalaman dan menggali peluang kerja sama dalam pembangunan ekonomi daerah.*