Menu

Keuletan Warga Sakai Menjadi Mandiri

Satria Utama 6 Jan 2020, 13:33
Mus Mulyadi Ketua Pertanian terpadu Sakai memamerkan salah satu hasil dari pertanian terpadu mereka.
Mus Mulyadi Ketua Pertanian terpadu Sakai memamerkan salah satu hasil dari pertanian terpadu mereka.

Mus Mulyadi kemudian berkeinginan untuk menjadi pengusaha. Awal tahun 2000-an, PT CPI meluncurkan Program Local Business Development (LBD), atau program pengembangan usaha lokal, yang bertujuan mengembangkan kemampuan pengusaha-pengusaha kecil di sekitar wilayah operasi Perusahaan. ”Selain bidang pendidikan, program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan PT CPI juga menyentuh bidang ekonomi kecil dan menengah,’’ jelasnya. 

Mus Mulyadi merupakan ketua pertama Gapensus Duri yang membuat kerja sama dengan PT CPI. Gapensus kependekan dari Gabungan Pengusaha Suku Sakai. Saat ini, jelas Mus Mulyadi, ada 43 badan usaha milik Sakai yang tergabung dalam Gapensus.

Pada 2012, Mus Mulyadi mulai merambah ke bidang pertanian terpadu. Dengan dukungan PT CPI, dia dan beberapa keluarga Sakai membuat peternakan ikan di kolam berukuran 10 m x 20 m. Mereka diberikan 10 ribu bibit ikan lele, pakan, pelatihan, hingga pendampingan agar usaha tersebut berkesinambungan. ”Saya dikirim ke berbagai daerah untuk belajar budidaya ikan ke Sukabumi, Garut, dan beberapa daerah lainnya,” ungkap Mus Mulyadi. Kelompok yang dia pimpin mengembangkan pertanian terpadu di atas lahan seluas 12 hektar.

Perlahan tapi pasti, usaha mereka mulai berkembang. Mulai dari satu kolam, kemudian menjadi dua kolam, tiga kolam, hingga sekarang 16 kolam. Masing-masing kolam berisikan 20 ribu ekor lele, kecuali lele di keramba berukuran 5 x 10 meter yang berisi 10 ribu ekor. Saat ini, kelompoknya mengelola 24 keramba. Mereka menabur benih ikan setiap 10 hari sekali. 

”Usaha ini sangat menjanjikan bagi saya maupun para keluarga Sakai yang ikut,” terangnya. Saat ini, kelompok taninya mampu memasok hampir 1 ton ikan lele per hari ke pasar-pasar di Dur, dan 500 kg per minggu ke langganan di Dumai. 

Setelah budidaya ikan berkembang, kemudian Mus Mulyadi melihat peluang lain. Yakni, bertanam buah dan sayuran.”Pihak PT CPI menantang kami untuk membuktikan bahwa kami mampu melakukan apa yang kami inginkan. Kami menyambut tantangan itu dengan bekerja keras, mencangkuli tanah untuk membuat kebun,” kenang Mus Mulyadi.

Halaman: 234Lihat Semua