Menu

Keren, Mantan Menteri SBY Ini Ditunjuk Jadi Direktur Bank Dunia

Satria Utama 10 Jan 2020, 08:31
Mari Elka Pangestu
Mari Elka Pangestu

RIAU24.COM -  Bank Dunia menunjuk Mari Elka Pangestu sebagai Direktur Pelaksana, Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia. Pengangkatan mantan menteri di era SBY ini berlaku efektif 1 Maret 2020.

Dalam situs resminya, penunjukan tersebut diumumkan oleh Presiden Bank Dunia David Malpass, Kamis dini hari, (9/1).

Mallpas mengungkap pengalaman Mari sebagai menteri telah diakui secara global dan kemampuannya akan membantu Bank Dunia dalam mendukung pengentasan kemiskinan.

"Pengalamannya sebagai menteri senior, sekaligus ekonom dan peneliti yang diakui secara global, bersama dengan pengalaman kepemimpinannya yang luas dan keterlibatannya dalam forum-forum internasional tentang masalah pembangunan akan sangat bermanfaat bagi pekerjaan kami di Bank Dunia dalam mendukung pertumbuhan dan pengentasan kemiskinan," ujar Mallpas dalam situs resmi Bank Dunia yang dikutip CNN Indonesia.

Terkait penunjukannya itu, Mari mengungkap tugas menjadi Direktur Bank Dunia tersebut merupakan kehormatan besar. "Saya menantikan kesempatan untuk bekerja dengan tim yang kuat ini dalam tantangan mendesak yang dihadapi anggota Bank Dunia," ujarnya.

Mari dianggap sebagai pakar internasional tentang berbagai masalah global. Dia saat ini adalah Ketua Dewan Pengawas Lembaga Penelitian Kebijakan Makanan Internasional (IFPRI) di Washington dan juga aktif sebagai penasihat Komisi Global Geopolitik Transformasi Energi Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) di Abu Dhabi.

Dalam peran barunya, Mari akan mengawasi program kerja Kelompok Praktik Global Bank Dunia. Selain itu, ia juga akan mengawasi kelompok riset dan data Bank Dunia (DEC) dan fungsi Hubungan Eksternal dan Korporat.

Di masa pemerintahan Presiden SBY, Mari Elka Pangestu pernah diangkat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia. Kemudian pada reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Mari Elka Pangestu dipindahtugaskan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Jero Wacik.***