Menu

Kuota Rumah Murah Disebut Bakal Habis April 2020, Pengembang Ikutan Resah

Siswandi 23 Jan 2020, 12:52
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Tidak hanya masyarakat, ternyata pihak pengembang perumahan pun mengaku was-was seiring dengan menipisnya kuota rumah subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Properti (FLPP). Para pengembang memperkirakan fasilitas subsidi FLPP tersebut bakal habis pada April mendatang.

Untuk diketahui, pada tahun 2020, pemerintah mengalokasikan anggaran FLPP Rp 11 triliun untuk memfasilitasi 102.500 unit. Namun menurut Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida, kuota yang tersisa saat ini hanya 86 ribu unit. Pihanya meyakini, kuota itu akan habis pada April 2020 mendatang. 

"Tahun ini semua sepakat bahwa April habis anggaran (FLPP) ini karena hanya tersisa 86 ribu (unit)," lontarnya, dalam konferensi pers di Menara Kadin, Jakarta, Kamis 23 Januari 2020.

Dilansir detik, Totok mengatakan, prediksi itu lahir melihat tingginya kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terhadap rumah subsidi. "Bayangkan kebutuhan rakyat dengan backlog yang kita bisa penuhi 280 ribu lebih. Harusnya tahun ini 300 ribu (unit)," sebutnya.

Sedangkan Ketua Umum Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Endang Kawidjaya menjelaskan, jika kuota rumah subsidi habis pada April, maka untuk bulan selanjutnya sampai akhir tahun rumah yang dibeli MBR tanpa subsidi. 

Kondisi ini diakuinya membuat pengembang perumahan jadi resah.

"Yang bisa kita gambarkan kalau April rumah subsidi berakhir, kemudian Juni sampai akhir tahun harus dibeli tanpa subsidi. Kemudian Januari (tahun depan) ada lagi subsidi. Ini menimbulkan keresahan padahal MBR harus dibantu," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pengembang Indonesia (PI) Barkah Hidayat menambahkan bahwa para pengembang perumahan akan berbicara dengan pemerintah dalam mencari solusi atas permasalahan tersebut.

"Kita sudah dapat anggaran (FLPP) pemerintah. Kita asumsikan kalau dijalankan, April habis. Keresahan ini membuat kita harus berkumpul untuk memberikan masukkan ke pemerintah," ujarnya. ***