Menu

Bikin Ngakak, Kepala BPIP Sebut TikTok Bisa Jadi Media Untuk Sosialisasi Nilai-nilai Pancasila

Ryan Edi Saputra 18 Feb 2020, 23:12
Ilustrasi tik tok
Ilustrasi tik tok

RIAU24.COM -  JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan pihaknya sedang merancang program sosialisasi nilai-nilai Pancasila untuk menyasar kalangan milenial.

Kata Yudian, sosialisasi akan dilakukan melalui beragam cara. Di antaranya lewat olahraga dan berbagai media seperti musik, film, hingga aplikasi TikTok.

“Begitu pula melalui musik, film, medianya tentu nanti di sini, alatnya itu maksud saya ada youtube, ada blogger, ada pokoknya medsos yang sekarang digital lah, digital mode ini, kita pakai," kata Yudian Wahyudi di Ruang Rapat Komisi II DPR, Senayan, Jakarta. Melansir tribunews.com.

 

"Sehingga nanti akan ada, ya termasuk Tik Tok, segala macam itu, sehingga nanti akan nyambung antara kira-kira kurikulum di sekolah dengan apa yang ada di luar kurikulum," tambahnya.

Untuk mendukung rencana tersebut, Yudian mengatakan BPIP akan menggandeng tokoh-tokoh idola generasi milenial.

Hal itu dilakukan agar sang influencer dapat sekaligus menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada kalangan milenial.

"Kita akan juga bekerja sama dengan tokoh-tokoh yang mereka idolakan, misalnya kalau mereka suka nyanyi ya tokoh penyanyi milenial yang mereka sukai, dalam olahraga juga begitu, misalnya sepak bola nanti kita pinjam siapa, badminton siapa, basket siapa, agar mereka ini tidak terasa bahwa mereka itu sebetulnya sedang kita ajak untuk berpancasila," ucapnya.

Yudian mengungkapkan program penanaman nilai-nilai Pancasila kepada milenial merupakan pesan khusus dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi, kata Yudian, ingin Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia unggul berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Karena itu, ia mengatakan sosialisasi nilai-nilai Pancasila akan dilakukan di semua jenjang pendidikan, dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi.

"Bapak Presiden minta kita fokus menggarap ini, walaupun kata milenial itu terbatas usianya, tapi kita harus mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SLTP, SLTA, sampai perguruan tinggi, melalui apa yang menjadi kesukaan mereka," katanya.***