Menu

Dampak Virus Corona Pemerintah Siap Jaga Daya Beli

Riki Ariyanto 22 Feb 2020, 11:32
Pemerintah berjanji akan menjaga daya beli masyarakat sebagai langkah atas dampak dari penyebaran Virus Corona (foto/ilustrasi)
Pemerintah berjanji akan menjaga daya beli masyarakat sebagai langkah atas dampak dari penyebaran Virus Corona (foto/ilustrasi)

RIAU24.COM - JAKARTA- Pemerintah berjanji akan menjaga daya beli masyarakat sebagai langkah atas dampak dari penyebaran Virus Corona.

Hal itu yang diungkapkan oleh Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui wartawan, Jakarta, Jumat (21/2/2020).

zxc1

Airlangga menyebutkan, hal itulah yang perlu dijaga."Tentu yang perlu kita jaga dalam negeri adalah buying power (daya beli) agar ekonomi tidak turun," katanya.

Airlangga pun menambahkan,  penyebaran Virus Corona akan berpengaruh kepada kondisi global, termasuk Indonesia, sehingga perlu ada antisipasi.

Diantara penguatan daya beli adalah menjaga kinerja konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi pendukung utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

zxc2

Namun ketika ditanya berapa perkiraan pertumbuhan ekonomi atas dampak virus tersebut. Sebagaimana Bank Indonesia telah merevisi target pertumbuhan ekonomi dari 5,5 persen menjadi 5,4 persen.

"Kita juga masih monitor setiap bulan dan tren seperti apa," kata Airlangga Hartarto.

BI sendiri sebelumnya memprediksi  pertumbuhan ekonomi pada 2020 menjadi 5,0 persen-5,4 persen, dari sebelumnya 5,1 persen-5,5 persen.

Bank sentral bahkan memproyeksikan perekonomian pada triwulan I-2020 hanya tumbuh pada kisaran 4,9 persen karena terdampak oleh kondisi global yang terpengaruh penyebaran Virus Corona.

Berdasarkan kajian Bank Indonesia, penyebaran Virus Corona dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia melalui jalur pariwisata, perdagangan, maupun investasi.

Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan stimulus melalui akselerasi belanja produktif maupun pemberian insentif dapat mendukung penguatan ekonomi nasional.

Kebijakan itu antara lain percepatan belanja yang mendorong padat karya antara lain dengan mempercepat pencairan belanja modal dan bantuan sosial.

Selain itu percepatan belanja juga mencakup peningkatan pelaksanaan kegiatan dana desa sejak awal tahun untuk menciptakan kegiatan produktif yang menyerap tenaga kerja.

Selanjutnya, stimulus belanja di antaranya Kartu Sembako yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah dengan menyiapkan kebutuhan tambahan anggaran Rp3,8 triliun.

Kebijakan lainnya adalah memberikan subsidi bunga perumahan untuk memperluas sasaran subsidi bunga perumahan menjadi sekitar 224 ribu unit rumah dengan alokasi Rp1,5 triliun pada 2021.

Kepada masyarakat berpenghasilan menengah, pemerintah ingin memberikan insentif pada sektor pariwisata, yaitu kepada agen perjalanan dan tenaga pemasaran pariwisata.

Stimulus lainnya adalah Kartu Pra Kerja yang ditujukan bagi pencari kerja, yang rencananya diberikan sebanyak dua juta kartu dengan alokasi anggaran sebesar Rp10 juta. (R24/Bisma)