Menu

Akhirnya, Putin dan Erdogan Duduk Bersama Bahas Ketegangan di Suriah, Begini Hasilnya

Siswandi 6 Mar 2020, 01:39
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Racip Tayyip Erdogan mengadakan pertemuan di Moskow membahas ketegangan di Suriah yang kian memanas. Foto: int
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Racip Tayyip Erdogan mengadakan pertemuan di Moskow membahas ketegangan di Suriah yang kian memanas. Foto: int

RIAU24.COM -  Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, baru saja mengadakan pertemuan di Moskow. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas ketegangan dan konflik yang terjadi di Suriah saat ini.

Seperti diketahui, pertempuran yang terjadi di Provinsi Idlib, Suriah, saat ini terus memanas. Kondisi ini belakangan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bentrok dan krisis.

zxc

Sejauh ini, pertempuran di Idlib telah menciptakan kehancuran yang luar biasa. Milisi yang didukung militer Turki saling balas serangan dengan militer Suriah yang disokong Rusia, Iran dan kelompok Kurdi.

Dilansir cnnindonesia yang mengutip afp, Jumat 6 Maret 2020, Putin tak menampik situasi di Idlib saat ini semakin memanas. Sehingga perlu dilakukan 'percakapan langsung' antara kedua belah pihak.

"Kita perlu membicarakan segalanya, sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi dan tidak menghancurkan hubungan Rusia-Turki," ungkapnya.

Sementara itu, Erdogan berharap, Rusia mau menyetujui perjanjian gencatan senjata di Idlib. "Seluruh dunia berfokus pada kami. Diperlukan keputusan untuk meredakan kawasan konflik dan kedua negara kami," kata Erdogan.

Selain itu, Turki juga menuntut dukungan Uni Eropa untuk turun tangan dalam konflik di Suriah agar tidak mengulang krisis migrasi pada 2015 lalu.

Untuk diketahui, pertempuran sengit beberapa pekan terakhir telah menewaskan puluhan tentara Turki. Sebanyak 34 tentara Turki tewas akibat serangan udara yang diluncurkan pasukan pemerintah Suriah di Provinsi Idlib, Jumat (28/2).

Sementara itu, Turki mengonfirmasi pada Minggu (1/3) bahwa mereka telah menyerang pasukan Suriah yang didukung Rusia dan menembak jatuh dua pesawat tempur Suriah. Pertempuran itu menewaskan 19 tentara melalui serangan pesawat nirawak.

Namun kelompok Observasi Hak Asasi Manusia di Suriah mengungkapkan, kedua pihak kembali saling gempur pada Kamis (5/3/2020) kemarin. Dalam pertempuran kali ini, setidaknya 15 warga sipil tewas akibat serangan udara yang dilancarkan Rusia.

Para ahli mengatakan Putin memang tidak ingin bersitegang dengan Turki. Namun di sisi lain, hal ini tampaknya tidak akan menghalangi Rusia untuk tetap mengambil alih wilayah perbatasan Suriah dan Turki.

"Kemenangan di Suriah telah menjadi masalah gengsi bagi Rusia-dan bagi Putin secara pribadi," kata Yury Barmin, seorang analis Timur Tengah saat memberikan komentar di Dewan Urusan Internasional Rusia. ***