Menu

Virus Corona Terus Meluas, Bagaimana Nasib Pengungsi Rohingya di Cox's Bazar?

Satria Utama 9 Mar 2020, 10:01
Pengungsi Rohingya di Cox's Bazar
Pengungsi Rohingya di Cox's Bazar

RIAU24.COM -  DHAKA - Terus meluasnya penyebaran virus Corona membuat otoritas kesehatan di Bangladesh mengkhawatirkan kondisi kamp-kamp pengungsi Rohingya. Pasalnya, kondisi kamp-kamp pengungsi Rohingnya bisa dikatakann jauh dari kata layak, sempit dan sangat padat sangat rentan terserang virus Corona.

Saat ini, ada lebih dari satu juta pengungsi di kamp-kamp di Cox's Bazar, yang berada di sebelah tenggara negara itu. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari Myanmar setelah adanya aksi brutal militer pada Agustus 2017.

"Rencana kesiapsiagaan dan respons multi-sektor sedang dikembangkan dalam koordinasi dengan kementerian kesehatan pemerintah Bangladesh," Louise Donovan, juru bicara UNHCR, seperti dilansir Sindonews dari Arab News.

“UNHCR memperingatkan terhadap langkah-langkah yang secara khusus diarahkan pada para pengungsi dan yang secara ilmiah tidak sehat atau tidak sesuai dengan praktik kesehatan masyarakat yang direkomendasikan dan bimbingan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," sambungnya.

Catalin Bercaru, juru bicara WHO Bangladesh, mengatakan ratusan petugas kesehatan di area kamp menerima pelatihan untuk meningkatkan deteksi dan pencegahan wabah penyakit. Lingkungan isolasi juga telah diatur.

"Sebanyak 280 petugas kesehatan telah dilatih dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan, dengan penekanan khusus pada pencegahan dan pengendalian Covid-19. Sektor kesehatan saat ini membangun fasilitas isolasi yang ditunjuk, deteksi dini dan mekanisme pelacakan kontak," ucap Bercaru.

"Otoritas kesehatan di Cox's Bazar sudah mulai meningkatkan kesadaran di antara anggota komunitas Rohingya tentang tindakan kebersihan pribadi dan makanan untuk menghindari infeksi," katanya.

Barcaru menambahkan, WHO telah menyediakan peralatan perlindungan pribadi dasar ke rumah sakit distrik. WHO, jelas Bercaru, juga telah mendistribusikan termometer non-kontak ke bandara Cox's Bazar karena pejabat kesehatan telah mulai memeriksa semua penumpang.***