Menu

Sawit Mampu Tingkatkan Perekonomian Masyarakat, Pemkab Jadikan Perkebunan Sawit Primadona Kuansing

Replizar 14 Mar 2020, 10:32
Bupati Kuansing Mursini berbincang dengan petani sawit (foto/ist)
Bupati Kuansing Mursini berbincang dengan petani sawit (foto/ist)

RIAU24.COM - KUANSING- Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, dianugerahi alam yang sangat subur, dengan kondisi wilayah dataran rendah, perbukitan dan berawa. Hal ini tentu saja sangat cocok sekali untuk tanaman berbagai jenis, baik tanaman lunak maupun tanaman keras.

Untuk jenis tanaman lunak, masyarakat Kuantan Singingi banyak yang menjadikan lahannya untuk tanaman palawija, padi dan sebagainya. Begitu juga untuk tanaman keras banyak yang mempergunakan lahannya untuk tanaman kelapa, karet, sawit dan sejenisnya. Seluruh tanaman tersebut, tumbuh dengan suburnya, dan menjadi sumber mata pencarian masyarakat setempat.



Bahkan saat ini, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi, telah menjadikan Perkebunan kelapa sawit sebagai primadona bagi masyarakat, di samping perkebunan karet. Sehingga saat ini, banyak masyarakat maupun pengusaha yang beralih dari tanaman karet menjadi kebun kelapa sawit.

Sehingga terlihat, masyarakat maupun para pengusaha seakan akan berlomba-lomba untuk membangun kebun kelapa sawit, dengan jumlah yang besar dan hampir di seluruh pelosok desa dan kota, telah ditanami kebun kelapa sawit.

Menurut Salah satu Warga Lubuk Jambi, Muslim (55) menyebutkan bahwa Perkebunan Kelapa Sawit telah mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. " Saya telah membuktikannya sendiri, dengan hanya memiliki kebun seluas 4 Hektare, mampu untuk membayar kredit mobil yang saya pergunakan, disamping untuk kebutuhan hidup keluarga," ujarnya.



Bukan hanya itu saja, berkebun sawit juga telah merubah kehidupan masyarakat, dengan memiliki kebun sawit seluas 4 Hektare, maka akan menghasilkan lebih dari 12 Juta per bulannya. Dan setelah dikurangi Biaya Bersih Kebun, Biaya Pengambilan buah Sawit, Biaya Pupuk, dan Biaya Transportasi, maka masih tersisa antara 7 sampai 8 Juta per bulannya," Ujarnya.

" Semakin luas kebun sawit, sudah barang tentu akan semakin besar atau meningkat pendapatan kita," tuturnya.

Sedangkan soal harga sawit sekarang ini cukup signifikan atau bervariasi, karena di tingkat pabrik berkisar antara Rp. 16.000 sampai Rp. 17.000 per kilogramnya. Dan ditingkat pengecer berkisar antara Rp. 12.000 sampai Rp. 13.500 per kilogramnya," tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan Dodi (48) salah seorang warga Kuantan Singingi, yang memiliki kebun kelapa sawit di Daerah Setiang Kecamatan Pucuk Rantau, dimana dirinya telah menekuni dan beralih usaha ke Perkebunan Kelapa Sawit sejak 6 tahun silam. Bahkan dirinya rela meninggalkan pekerjaan lamanya dari pedagang emas ke kebun sawit. " Saya rela meninggalkan pekerjaan sebagai pedagang, dan menjadi petani. Untuk mewujudkan usaha baru ini, saya bersama keluarga saat ini tinggal di areal perkebunan sawit," ujarnya.

Mengapa harus beralih haluan (dari pedagang ke Petani kebun sawit), karena usaha barunya ini sangat menjanjikan dan memiliki peluang sangat besar, jika dibandingkan usaha perdagangan emas yang sudah mulai lesu. "Usaha perdagangan emas saat ini terjadi pasang surut, sedangkan usaha perkebunan sawit terlihat sangat menggembirakan," ujarnya yang memiliki kebun kelapa sawit seluas 40 Hektare.

Dirinya menyebutkan, Pengelolaan kebun sawit harus dilakukan secara baik, ditekuni dan jangan setengah setengah. " Kita harus memilih jenis Bibit yang baik seperti Marihat, Topas, Penanaman, Pemeliharaan, Pemberian Pupuk dan Pembersihan lokasi, sampai pengambilan buah dan pemasaran juga harus diperhatikan benar," tuturnya.

"Memang untuk membuat kebun kelapa sawit dibutuhkan biaya cukup besar, bisa mencapai antara Rp. 6 Juta sampai Rp. 8 Juta per Hektare, dan masih harus mengeluarkan biaya pemeliharaan dan pemberian pupuk selama tiga tahun," tambahnya.

Selama itu harus mengeluarkan biaya antara Rp. 20 Juta sampai Rp. 25 Juta, menjelang berbuah pasir dan memasuki tahun ke empat baru mulai menghasilkan, yang meskipun masih sedikit atau belum imbang biaya pengeluaran dan pemasukan. " Memasuki tahun kelima, baru bisa memperoleh hasil (menghitung keuntungan)," Sebutnya yang saat ini sudah memiliki ruko dan berjualan pupuk dan peralatan pertanian.

Oleh karena itulah, Dirinya menilai bahwa saat sekarang ini, perkembangan perkebunan kelapa sawit mampu meningkatkan Perekonomian masyarakat. Ini sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan perkebunan karet, karena dari harga juga terjadi selisih (karet berkisar Rp. 7.000 sampai Rp. 12.000 per kilogramnya, dan sawit antara Rp. 12.000 sampai Rp 16.000 per kilogramnya).

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Kuantan Singingi, rincian harga Kelapa Sawit atau Harga TBS Kelapa Sawit Provinsi Riau. Periode 11  s/d  17 Mar 2020.

1.   Umur 3 tahun    (Rp 1.210,08);

2.   Umur 4 tahun    (Rp 1.310,51); 

3.   Umur 5 tahun    (Rp 1.432,00); 

4.   Umur 6 tahun    (Rp 1.466,34); 


5.   Umur 7 tahun    (Rp 1.523,47); 

6.   Umur 8 tahun    (Rp 1.565,48); 

7.   Umur 9 tahun    (Rp 1.602,20);

8.   Umur 10 tahun -20 tahun (Rp 1.639,67); 

9.   Umur 21 tahun  (Rp 1.570,15); 

10. Umur 22 tahun  (Rp 1.562,28); 

11. Umur 23 tahun  (Rp 1.555,72);

12. Umur 24 tahun  (Rp 1.490,13); 

13. Umur 25 tahun  (Rp 1.454,06);

Indeks K : 86,71 %

Harga CPO Rp. 7.563,42

Harga Kernel Rp. 4.244,23

Turun Rp 77,48 per Kg untuk umur 10-20 tahun.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kuantan Singingi, Ir. Emmerson mengatakan bahwa saat ini perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kuantan Singingi cukup baik. Bahkan untuk mendorong dan mendukung program tersebut, maka Pemkab Kuansing telah memberikan bantuan bibit sawit kepada petani melalui Kelompok Tani. Adapun total bantuan bibit sawit selama 4 tahun berjalan (Pemerintahan Mursini-Halim), telah disalurkan sebanyak 428.364 batang sawit.



Bahkan Pemkab Kuansing telah berkomitmen, akan memberikan bantuan kelapa sawit kepada masyarakat Kuansing sebanyak 1,5 juta hektare. " Jadi selama masa pemerintahan Mursini-Halim ini, menargetkan sebanyak 1.5 juta bibit sawit kepada masyarakat Kuantan Singingi," ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Kuantan Singingi, luas areal perkebunan sudah lebih dari 279 ribu hektare, sementara lahan cadangan budi daya hanya sekitar 244 ribu hektare, dan luas hutan kawasan seluas 414.226 hektare, dengan jumlah petani sebanyak 132.822 orang. Dan jika dilihat luasan lahan perkebunan, maka ini akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menanam investasinya di Kabupaten Kuantan Singingi.

Untuk Perkebunan Kelapa Sawit ini, telah banyak perusahaan ataupun para investor yang ikut  menanamkan sahamnya untuk investasi dengan membuka Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Tidak kurang dari 24 perusahaan bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit di Kuansing, yaitu :

1. PT Tri Bakti Sarimas (PKS I), Kecamatan Kuantan Mudik bergerak di bidang Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit.

2. PT Tri Bakti Sarimas (PKS II), Kecamatan Pucuk Rantau bergerak di bidang Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit.


3. PT Tamora Agro Lestari, Kecamatan Hulu Kuantan bergerak di bidang Pabrik Kelapa Sawit.

4. PT Udaya Lohjinawi, Hulu Kuantan bergerak di bidang Perkebunan Kelapa Sawit.

5. PT Kebun Pantai Raja, Kecamatan Singingi Hilir bergerak di bidang Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit.

6. PT Mustika Agro Lestari, Kecamatan Singingi Hilir bergerak di bidang Pabrik Kelapa Sawit.

7. PT Wanasaari Nusantara, Kecamatan Singingi Hilir bergerak di bidang Pabrik Kelapa Sawit.

8. PT Inti Indosawit Subur, Kecamatan Singingi Hilir, bergerak di bidang Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit.

9. PT Surya Agrolika Reksa I, Kecamatan Singingi Hilir bergerak di bidang Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit.

10. PT Surya Agrolika Reksa II, Kecamatan Singingi Hilir, bergerak di bidang Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit.

11. PT Usaha Kita Makmur, Kecamatan Kuantan Tengah bergerak di bidang Pabrik Kelapa Sawit

12. PT Asia Sawit Makmur Jaya, Kecamatan Kuantan Tengah, bergerak di bidang Pabrik dan Perkebunan Kelapa Sawit.

13. PT Citra Riau Sarana ll, Kecamatan Sentajo Raya, bergerak di bidang Pabrik dan Perkebunan Kelapa Sawit.

14. PT Duta Palma Nusantara, Kecamatan Benai, bergerak di bidang Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit.

15. PT Citra Riau Sarana l, Kecamatan Logas Tanah Darat, bergerak di bidang Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit.

16. PT Citra Riau Sarana llI Kecamatan Logas Tanah Darat, bergerak di bidang Pabrik Kelapa Sawit.

17. PT Cerenti Subur, Kecamatan Inuman bergerak di bidang Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit.

18. PT Wana Jingga Timur, Kecamatan Inuman, bergerak di bidang Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit.

19. PT Gemilang, Kecamatan Inuman bergerak di bidang Pabrik Kelapa Sawit.

Selain para investor, ternyata juga ada Pabrik Kelapa Sawit milik putra daerah, yang berada di Dusun Air Hitam Desa Sungai Langsat Kecamatan Pangean, dengan kapasitas 45 ton per jam dengan luas lahan sekitar 34 hektare. Serta milik masyarakat lainnya yang luasnya antara satu sampai ratusan hektare, yang tersebar di seluruh pelosok desa.

Makin banyaknya kebun sawit di Kuansing tentu saja membuka peluang bagi para investor untuk membuka PKS, yang awalnya hanya berdiri beberapa buah PKS, namun saat ini telah banyak berdiri PKS. 

DARI REPLIZAR - RIAU24.COM -  ANGGOTA PWI RIAU.