Menu

Kejadiannya Mirip Pandemi Tahun 1918, Virus Corona Disebut-sebut Bisa Sembuh dengan Sinar Matahari, Begini Penjelasannya

Siswandi 17 Mar 2020, 11:07
Pasien pandemi 1918 ditempatkan di luar tenada agar bisa mendapatkan sinar matahari. Foto : int
Pasien pandemi 1918 ditempatkan di luar tenada agar bisa mendapatkan sinar matahari. Foto : int

RIAU24.COM -  Wabah virus Corona telah membuat banyak orang merasa ketakutan. Apalagi mengingat penyebarannya sudah mencapai banyak negara dan korban jiwa terus berjatuhan. Banyak publik yang bertanya-tanya, kapan wabah ini akan segera berakhir. 

Jawaban mengenai hal itu, sempat dilontarkan Presiden AS Donald Trump pada bulan lalu. Ketika itu, sempat meyakinkan publik, bahwa virus Corona akan hilang pada April 2020 mendatang. Hal itu disebabkan, suhu di dunia berganti menjadi lebih hangat dan sinar matahari akan lebih banyak. Namun, beberapa ahli kesehatan meragukan pendapat itu. 

Dilansir viva, Selasa 17 Maret 2020, sejauh ini tidak ada bukti bahwa paparan sinar matahari dapat membunuh virus Corona. Namun banyak bukti yang menunjukkan bahwa virus, termasuk virus Corona manusia, tidak menyukai panas. 

Menurut Richard Hobday, seorang peneliti independen di bidang pengendalian infeksi kesehatan masyarakat dan desain bangunan, dirinya berkeyakinan sinar matahari mungkin bisa membantu dalam meredam virus ini. 

Pernyataan itu didasarkan pada pandemi terbesar dalam sejarah, yakni pandemi influenza Spanyol yang terjadi pada 1918 silam. Ketika itu, virus ini bahkan menyebabkan 50 juta jiwa melayang di seluruh dunia. Virus itu akhirnya berkurang setelah musim panas berlangsung. Menurutnya, hal itu mungkin bisa terjadi pada virus Corona, karena ia melihat ada kesamaan antara pandemi seabad lalu dengan yang terjadi saat ini.

Menurutnya, sinar matahari, udara segar, dan masker wajah yang diimprovisasi, mungkin sangat membantu, seperti yang terjadi seabad yang lalu. 

Halaman: 12Lihat Semua