Menu

Marah Karena China tak Transparan Soal Corona, Boris Johnson Dikabarkan akan Buat Perhitungan dengan Beijing

Satria Utama 30 Mar 2020, 11:07
Boris Johnson
Boris Johnson

RIAU24.COM - Merebaknya virus corona ke segala penjuru dunia membuat kelabakan para pemimpin dunia, salah satunya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Maklum saja, Inggris termasuk negara yang kini terpaksa menerapkan satus 'lockdown' akibat corona ini. Bahkan ia sendiri dinyatakan telah terinfeksi covid-19.

Karena itu, Johnson dikabarkan sangat marah dengan pemerintah China terkait penanganan virus corona atau covid-19. Ia menuding China tidak transparan terkait korban virus corona di negaranya dan menduga kasus sebenarnya bisa 40 kali lebih besar daripada yang dilaporkan Beijing.

Mengutip Businessinsider, Minggu (29/3), pejabat pemerintah Inggris percaya China menyebarkan disinformasi tentang tingkat keparahan wabah covid-19 di negaranya, demikian laporan Mail on Sunday.

Surat kabar itu menuliskan bahwa para ilmuwan Inggris telah memperingatkan Johnson bahwa China bisa saja memperkecil jumlah kasus covid-19 dari kenyataan yang sebenarnya.

Mereka menduga jumlah kasus covid-19 di China bisa 15 sampai 40 kali lipat lebih besar dari yang dilaporkan. Seperti diketahui, pemerintah China melaporkan hanya 81.439 kasus covid-19 di Tiongkok.

Inggris menuding hal itu dilakukan China karena ingin memperluas kekuatan ekonominya dengan menawarkan bantuan ke negara-negara lain yang tengah berjuang memerangi covid-19.

Surat kabar itu mengutip tiga pejabat Inggris yang semuanya melaporkan kemarahan pemerintahan Johnson. Bahkan, pemerintah Inggris diisukan akan melakukan perhitungan dengan China setelah kasus wabah ini berakhir.

Johnson dikabarkan bisa saja mengabaikan keputusan sebelumnya untuk membiarkan perusahaan telekomunikasi China Huawei mengembangkan jaringan 5G di Inggris.***