Menu

Di Tengah Lockdwon Corona, di Negara Ini Ditemukan Kuburan Massal Korban Genosida Berisi Puluhan Ribu Mayat

Siswandi 7 Apr 2020, 11:56
Ilustrasi, kuburan massal di Rwanda yang pernah dilanda aksi genosida pada 26 tahun lalu. Foto: int
Ilustrasi, kuburan massal di Rwanda yang pernah dilanda aksi genosida pada 26 tahun lalu. Foto: int

RIAU24.COM -  Otoritas Rwanda menemukan kuburan massal yang isinya diperkirakan terdiri dari 30 ribu mayat. Temuan ini disebut menjadi salah satu yang paling penting dalam beberapa tahun terakhir. Apalagi, Rwanda sedang memperingati 26 tahun kejadian genosida yang jatuh pada hari Selasa, 7 April 2020.

Untuk diketahui, dalam pengertian di wikipedia dijelaskan, genosida berarti sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau sekelompok suku bangsa dengan maksud memusnahkan atau (membuat punah) bangsa tersebut.

Di Rwanda yang merupakan salah satu negara di Benua Afrika, peristiwa itu pernah terjadi antara 7 April sampai 15 Juli 1994 silam. Ketika itu, pra ekstremis etnis Hutu, secara beramai-ramai membantai anggota etnis minoritas Tutsi, serta lawan politik mereka ketika itu, termasuk Hutu dari kalangan moderat. Sekitar 70 persen populasi Tutsi di negara itu tewas terbunuh.
 

Sedangkan total korban yang tewas dibunuh diperkirakan mencapai 800 ribu orang, yang merupakan anggota etnis Tutsi serta Hutu Moderat. Sumber lain ada yang menyebutkan korbannya malah mencapai satu juta jiwa.

Dilansir viva yang merangkum independent, Selasa 07 April 2020, lokasi kuburan massa itu berada pada sebuah  bendungan di lembah yang berada di luar ibukota Kigali. 

Laporan mengenai kuburan massal ini muncul, setelah oknum-oknum yang dulu pernah terlibat gerakan aksi genosida itu, sudah dibebaskan dari penjara. Mereka kemudian bersedia untuk menawarkan informasi baru tentang kuburan massal tersebut. 

Terhadang Corona 

Sejauh ini, sebanyak 50 mayat sudah diangkat sejauh ini. Namun evakuasi harus terhambat setelah pemerintah Rwanda menetapkan lockdown, sebagai upaya pemerintah mencegah penyebaran virus Corona di negara itu. 

“Tantangan yang kita hadapi sekarang adalah bendungan lembah yang berisi air, tetapi kami berusaha mengeringkannya,” tutur Naphtal Ahishakiye, Sekretaris Eksekutif Organisasi Korban Genosida, Ibuka.

Menggali jenazah selama pandemi corona COVID-19 sangat menantang, karena tidak diperkenankan untuk membuat perkumpulan. “Tapi kami mencoba yang terbaik sehingga kami memberikan penguburan yang layak kepada orang mati,” ungkapnya. ***