Menu

SBY Sebut Penghinaan Terhadap Dirinya Dulu Jauh Lebih Sadis: Beberapa Kali Istri Saya Tercinta Menangis, Tapi..

Ryan Edi Saputra 10 Apr 2020, 10:30
SBY
SBY

RIAU24.COM - JAKARTA - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhono (SBY) mengimbau masyarakat untuk menyampaikan pandangan dan kritik kepada penguasa secara lugas dan terbuka tanpa penghinaan.

SBY mengatakan kebebasan berbicara memang dijamin oleh konstitusi undang-undang tapi tetap memiliki batasan yang harus diperhatikan. Boleh melakukan kritik tapi dilarang caci maki yang cenderung melampaui batas keadaban.

“Saya berpendapat, di negeri ini siapapun bisa mengutarakan pandangan bahkan mengkritik secara lugas dan terbuka. Namun, tetaplah pandangan dan kritik itu disampaikan dengan kata-kata yang “berkeadaban”. Kata SBY melalui artikelnya dirilis di akun facebooknya, sebagaimana dikutip dari Fin.co.id(9/4/2020).

SBY mengingatkan, pemerintah saat ini telah bekerja maksimal dalam upaya penanggulangan virus Corona. akan tetapi, ketika kerja mereka dianggap sia-sia dan selalu dibalas dengan penghinaan bukan tidak mungkin bisa berakibat mendapat ganjaran hukuman.

SBY kemudian membagikan pengalamannya ketika mendapat caci maki yang sangat sadis saat menghadapi krisis.

“Mungkin sebagian masyarakat masih ingat ketika saya sedang mengemban amanah sebagai Presiden dulu. Saya juga mengalami nasib yang sama. Bahkan lebih pahit pengalaman hidup yang saya alami. Lebih “sadis” cacian dan hinaan yang ditujukan kepada saya dulu,” cerita SBY.

SBY mengaku sangat tegang dan khawatir Indonesia tidak selamat dari jurang krisis ekonomi saat itu. Ia sangat mengkhawatirkan nasib rakyat Indonesia yang akan semakin terpuruk.

“Terus terang saya juga tegang, letih dan takut kalau Indonesia tidak selamat. Kalau ekonomi Indonesia jatuh lagi, betapa kasihan nya rakyat kita.” urainya

SBY mengisahkan betapa kasarnya hinaan yang didapat pada waktu itu sampai membuat ibu Ani Yudhoyono menitikkan air mata.

“Nah, dalam suasana seperti itu, secara bertubi-tubi dan di banyak tempat saya diserang dan dihina. Di parlemen, di media massa, dan di jalanan dengan macam-macam unjuk rasa. Kata-katanya sangat kasar dan menyakitkan. Beberapa kali isteri tercinta menangis.” terang  SBY.

Meski begitu, SBY menanggapi dengan santai dan tidak mempidanakan mereka selagi tidak memfitnah. “Saya dulu tidak pernah mempolisikan mereka-mereka yang menghina saya, (lain halnya kalau memfitnah).” ucap dia. ***