Menu

Kisah Kartini SKM Rela Berhenti PNS Untuk Menjadi Pengusaha, Agar Bisa Menolong Banyak Orang

Riki Ariyanto 21 Apr 2020, 18:24
Kartini SKM sosok inspiratif rela meninggalkan PNS demi menjadi pengusaha supaya bisa memberi manfaat ke orang banyak (foto/ist)
Kartini SKM sosok inspiratif rela meninggalkan PNS demi menjadi pengusaha supaya bisa memberi manfaat ke orang banyak (foto/ist)

RIAU24.COM - Berhenti PNS demi menjadi pengusaha merupakan hal yang jarang sekali dilakukan kebanyakan orang. Tidak sedikit malah yang menghindari jadi pengusaha demi cita-cita sebagai PNS. Alasannya jelas, PNS dianggap punya masa depan yang cerah.

Namun bukan itu yang dinilai oleh Kartini, SKM. Ingin berkontribusi dan bermanfaat bagi lebih banyak orang, setidaknya itulah yang menjadi tekad penulis buku berjudul "Tersesat Dijalan yang Benar" tersebut 

Suaminya yang juga PNS berkali-kali mengingatkan agar keputusan itu dipertimbangkan kembali. Meski dibayang-bayangi resiko kegagalan, namun bagi Kartini, SKM mundur bukan kata yang ia pilih. 

Jadilah saat berusia 42 tahun, Kartini SKM memilih melepas status PNS Bidan dan memulai merintis usaha dari nol. Tidak ada kata terlambat, meski jalan berliku akan menyambut pilihannya itu.

Bagi Kartini SKM ingin berkontribusi lebih banyak lagi untuk masyarakat. Kartini SKM ingin dirinya bisa memberikan banyak manfaat untuk siapa saja butuh pertolongan.

"Bahwa hidup ini kan harus bertumbuh. Kalau saya begini-begini saja, saya kapan bertumbuhnya,” sebut Kartini SKM mengenang.

Langkah pertama Kartini usai berhenti dari PNS, yaitu mengembangkan klinik bersalinnya menjadi RS Bersalin. Langkah berani yang diambil Kartini SKM, dianggap rekan-rekannya sesuatu yang tak biasa. Hal itu pula sebenarnya menjadi beban tersendiri bagi Kartini. Bagaimana jika usaha yang dirintisnya kemudian gagal?

Namun Kartini SKM langsung menepis segala pikiran negatif. Jika pun gagal berbisnis, itu hal biasa. Toh, ada banyak pengusaha sukses yang dulunya pernah gagal, tapi kini menjadi orang tersukses.

Tentu saja Kartini menyadari dirinya mesti gigih dan semangat pantang surut ke belakang. Sebab usaha tak akan mengkhianati hasil. Akhirnya berkat tekad kuat dan gigih, Kartini SKM sukses mengangkat kelas kliniknya menjadi Rumah Sakit Bersalin Annisa. Rumah sakit itulah kini berdiri di Jalan Garuda, Pekanbaru dan berkembang menjadi RSIA Annisa.

Dalam prolog bukunya "Tersesat di Jalan yang Benar" Kartini menulis pengalaman hidupnya dalam proses merintis sebuah bisnis penuh lika-liku. "Bisnis dengan merintis sendiri dari nol adalah pilihan hidup saya. Hambatan, halangan dan tantangan tentu ada. Tapi saya tak berhenti belajar, sampai saya sadar, apa yang saya lakukan ini, benar,” sebut Kartini dalam bukunya.

Kartini SKM membagi rahasia kesuksesannya. Yaitu jangan pernah berhenti belajar. Belajar yang paling efektif yakni belajar dari pengalaman orang lain. Mustahil mimpi dan cita-cita besar bisa dicapai jika tidak mau berproses. Dan harus mau terus belajar.

Setelah itu yang harus ditanamkan adalah kejujuran. Dalam dunia usaha tidak bisa terpisahkan dengan kepercayaan. Itu harus dijadikan modal utama. Sebab jika bisnis dibangun dengan ketidakjujuran, pasti tak akan bertahan lama. Makanya membangun bisnis bukan hanya sekedar membulatkan tekad, tapi juga memikirkan orang-orang di sekitar yang juga berperan dalam kesuksesan.

Kartini SKM ingatkan jangan pernah sekali-kali berkhianat. Penghianatan yang dilakukan satu kali akan bisa menghancurkan puluhan tahun kejujuran yang dibangun susah payah.

“Jujur harus nomor satu, dan harus kita jaga jika ingin berkah, berbicara tidak menyakiti orang lain, dan selalu befikir positif,” pesan Kartini SKM.

Hak terpenting yang dipegang Kartini selain kejujuran yakni harus mau menghargai setiap proses. Kartini yakin hampir 90 persen orang-orang sukses pasti berusaha maksimal, berjuang dari bawah dan sanggup jatuh bangun, pasti berhasil. Proses itulah yang kemudian akan membuat semakin kuat. Ibarat akar yang kuat menopang pohon besar.

Keberhasilan yang diraih Kartini saat ini, tidak lepas dari peran orang-orang terkasih yang ada di sekelilingnya. Dukungan yang dia dapat yakni dukungan moral. Orang-orang di sekelilingnya terus membakar semangat kepada Kartini untuk maju. 

"Dalam berproses ini, kita pasti akan menghadapi masa naik turun, disitulah seni berbisnis adakala untung adakala rugi. Ketika untung tidak membuat kita lupa diri. dan ketika rugi adalah masa kita memperbaiki diri agar kedepan lebih baik,” pesan Kartini.

Poin selanjutnya, rahasia sukses berbisnis ala Kartini SKM yaitu jangan berhenti belajar dan berada di tengah orang-orang dan lingkungan positif. “Saya kadang menghabiskan uang jutaan rupiah hanya untuk membeli buku. Dan semuanya saya baca, saya pelajari,” kata Kartini SKM.

Disamping itu Kartini SKM juga mengingatkan agar selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. “Allah SWT sudah bilang: Aku tergantung persangkaan hambaku — Kalau kita berpasangka baik, maka akan menjadi baik, demikian juga sebaliknyak. Dan ini berlaku bagi siapapun, dan kepada siapapun. Setiap orang ketika kita memberikan prasangka baik kepadanya, maka dia akan memberikan respon dengan baik kepala kita,” pesan Kartini SKM.

Terkadang Kartini SKM tak sepaham dengan orang yang menjadikan suatu kegagalan adalah takdir. Sikap ini salah satu karakter orang-orang gagal, mereka selalu menyelamatkan diri dengan menyalahkan lingkungan serta mencari pembenaran yang seharusnya tidak dilakukan. 

“Tak ada cara instan jadi kaya,” pesan Kartini SKM. Intinya, dalam membangun bisnis jangan berlandaskan keterpaksaan atau istilah 'tak ada pilihan lain'.  Keterpaksaan itu hanya cukup untuk membuat bertahan hidup, tidak bakal maju-maju. Bahkan malah bisa terjerumus ke dalam kebangkrutan.

Prinsip ini di pakai oleh Kartini, SKM dalam menjalankan bisnisnya. Menurutnya, manusia bisa mengeluarkan kadar kemampuannya hingga 99%. Tapi tetap 1% merupakan kehendak Allah SWT. Jika Allah SWT menghendaki, segala sesuatu yang tak pernah dibayangkan akan terjadi begitu saja.

“Makanya, setelah berusaha, dengan memberikan yang terbaik, baik untuk kita maupun orang lain, harus diselesaikan dengan keikhlasan, sebagai makna penyerahan diri kepada Sang Pencipta,” pesan Kartini SKM yanh kini duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Kota Pekanbaru.

Tetapi tetap saja bagi Kartini bagi siapa saja yany ingin meninggalkan zona nyaman jangan sampai karena keterpaksaan. Sebab menjadi pengusaha lebih besar tantangannya, dan lebih besar hasilnya.

Kartini ingin menciptakan zona nyaman baru di luar dirinya sebagai seorang abdi negara (PNS). Jatuh bangun di awal-awal adalah sebuah risiko yang harus dihadapi. Dan kini sebagai pengusaha sukses, Kartini SKM berhasil membuat zona nyaman yang baru untuk dirinya. “Keluar dari zona nyaman kecil, untuk berada di zona nyama yang lebih besar.”

Ini salah satu prinsip yang sampai hari ini dipegang erat oleh Kartini. “Kalau kesuksesan bisa diraih dalam waktu hitungan tahun. Mengapa harus mengunggu hingga puluhan tahun.”

Kartini SKM berharap kisah pribadinya ini bisa bermanfaat bagi perempuan-perempuan Indonesia lainnya. Perempuan sebenarnya memiliki daya yang sama dengan lelaki, walau tetap harus menyadari kodratnya sebagai wanita.

Setidaknya itu pulalah yang diperjuangkan pahlawan RA Kartini yang harinya selalu dirayakan setiap 21 April. Menyadarkan perempuan punya kesempatan yang sama untuk sukses. Sebab siapa saja berhak menjadi sukses.

Ibarat pepatah: Bersakit dahulu, bersenang kemudian. Pepatah ini bukan sebatas kalimat biasa, tetapi bisa jadi pegangan hidup. “Ujung dari kesusahan, adalah kebahagiaan," ujar Kartini berpesan kepada segenap perempuan.

Itulah makna Hari Kartini yang jatuh pada Selasa 21 April 2020 ini. Yang juga nama Kartini disematkan padanya. Kartini SKM ingin bisa meneruskan perjuangan Ibu Kartini untuk generasi seterusnya.

"Saya memaknai Hari Kartini, bagaimana kita sebagai perempuan pencapaian karir, dan status sebagai istri dan ibu harus seirama. Sehebat apapun kita, kalau keluarga berantakan, pasti akan menyesal," pesan Kartini SKM.

Pesan Kartini SKM kepada Kartini Milenial yanh ada saat ini. "Kalau Kartini yang sudah tua ini bisa berhasil, Anda yang muda-muda jangan sampai memalukan. Anda harus lebih sukses dari saya." (Riki)