Menu

Walau Tengah Pandemi Virus Corona, Pemain Sepakbola Tetap Bertanding Tapi Pakai Masker, Efektifkah?

Riki Ariyanto 22 Apr 2020, 06:44
Pemain sepakbola diusulkan selalu memakai masker hingga di lapangan jika kompetisi kembali dilanjutkan (foto/int)
Pemain sepakbola diusulkan selalu memakai masker hingga di lapangan jika kompetisi kembali dilanjutkan (foto/int)

RIAU24.COM - Rabu 22 April 2020, Hingga saat ini belum jelas kapan kompetisi sepakbola di dunia akan bergulir kembali. Hal itu wajar mengingat pandemi virus corona atau Covid-19 masih terjadi.

Dilansir dari Detiksport, ada sat usul meminta liga sepakbola di tengah pandemi virus corona tetap berlangsung. Namun dengan syarat ketat, semua yang ada di lapangan memakai masker.

zxc1

Saat ini sejumlah klub sudah mulai berlatih, seperti yang terjadi di Jerman. Menjalankan kompetisi tanpa penonton di stadion pun kemungkinan besar akan dijalankan di banyak negara demi menuntaskan musim yang sempat terhenti.

Untuk itu memakai masker dianggap penting guna mencegah penularan virus Corona kalau benar pertandingan bakal dilanjutkan kembali. "Masker bukan bertujuan melindungi diri sendiri, melainkan orang lain,"" pesan Epidemiologis Universitas Edinburgh, Dr Rowland Kao, seperti yang dilaporkan The Guardian.

zxc2

"Belum jelas seberapa efektif penggunaan masker (untuk mencegah virus Corona), tapi rasanya masuk akal jika kita semua melakukan tindakan pencegahan sebanyak mungkin. Jika masih ada 300-500 orang yang hadir dalam sebuah pertandingan, maka masih ada peluang terjadinya infeksi ke sejumlah orang," ujar Epidemiologis Universitas Edinburgh, Dr Rowland Kao.

Dr Rowland Kao juga meminta supaya para pemain dites virus Corona atau Covid-19 secara rutin. "Orang-orang yang terlibat harus dites sebelum memulai kegiatan dimulai dan harus dilakukan secara berkala. Masalahnya, apakah tes sebanyak itu tersedia saat ini?" ujar Dr Rowland Kao.

"Jika berbicara jumlah tim dan jumlah tes, saya tak yakin apakah saat ini hal tersebut terlihat etis, sebab saat ini banyak pihak yang lebih diprioritaskan. Jika tes berkala tak bisa dilakukan, rasanya sulit kompetisi bisa dimulai lagi," sebut Dr Rowland Kao.(Riki)