Menu

Ribut Dengan Ormas Saat Momen Bagi Bantuan Sembako, Polisi Bantah Ada Pemukulan

Riki Ariyanto 22 Apr 2020, 07:12
Bagi-bagi sembako (foto/ilustrasi)
Bagi-bagi sembako (foto/ilustrasi)

RIAU24.COM - Rabu 22 April 2020, Diduga tak terima diambil fotonya tanpa izin, oknum aparat kepolisian ribut dan cekcok dengan anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Keributan itu terjadi di tengah aktivitas bagi-bagi sembako untuk membantu mengurangi dampak akibat pandemi virus corona atau virus corona, Sabtu (18/4) malam.

Dilansir dari CNNIndonesia, adu mulut terjadi di pos penjagaan di wilayah Kecamatan Pragaan, Sumenep. Koordinator bagi-bagi sembako, Gusdurian Sumenep, Abdullah Alkudus menyebut, percekcokan dilatarbelakangi saat mengambil gambar foto polisi yang bersiaga sedang beristirahat tidur.

zxc1

Awalnya kegiatan berjalan lancar, tetapi polisi tiba-tiba protes setelah tahu salah satu anggota ormas itu ada yang mengambil gambar. "Anak buah kami dihampiri dan dipukul sebanyak tiga kali oleh oknum polisi. Dia memprotes karena mengambil gambar tanpa pamit," sebut Abdullah, Selasa (21/4).


Abdullah menyebut persoalan mengambil gambar tanpa izin di sela kegiatan kelompoknya, bukanlah hal baru. Karena setiap kegiatan yang berlangsung, gambar foto perlu untuk dibuat dokumentasi kegiatan. 

"Persoalan polisi tidur, foto itu direncanakan dibuat dokumentasikan bahwa mereka tengah berjuang secara serius dalam memerangi pandemi virus corona. Tapi sayang mereka bertindak kasar," sebut Abdullah menjelaskan. 

zxc2

Maka itu, Abdullah menuntut oknum kepolisian itu meminta maaf kepada korban, kemudian disusul kepada organisasinya, dan masyarakat umum. "Hari ini pula, jika tuntutan kami tidak diindahkan dalam jangka waktu 2 x 24 jam. Maka kami akan menempuh jalur hukum," sebut Abdullah.

Namun ketika dikonfirmasi perihal kejadian itu, Kapolres Sumenep AKBP Deddy Supriadi membantah ada oknum anak buahnya memukul seorang sekelompok Gusdurian yang tengah membagi sembako kepada petugas Covid-19. 

"Orang yang memotret itu ditegur, dan menanyakan maksudnya gambar foto yang diambil. Tidak ada pemukulan, mereka hanya menegur untuk tidak usah melakukan pemotretan," sebut Deddy dalam rilisnya yang diterima CNNIndonesia.

Walau begitu, Dedy tetap mempersoalkan ormas memotret tanpa izin itu. "Tidak perlu didokumentasikan, yang perlu dikoreksi terhadap kita dan semua pihak adalah kinerja di setiap posko Satgas Covid-19," sebut Kapolres Sumenep AKBP Deddy Supriadi. (Riki)