Menu

Ladies, Jika Suami Anda Berselingkuh Jangan Sepenuhnya Menyalahkan Pelakor, Ini Alasannya...

Devi 17 May 2020, 05:10
Ladies, Jika Suami Anda Berselingkuh Jangan Sepenuhnya Menyalahkan Pelakor, Ini Alasannya...
Ladies, Jika Suami Anda Berselingkuh Jangan Sepenuhnya Menyalahkan Pelakor, Ini Alasannya...

RIAU24.COM -   Saat ini, perselingkuhan sudah menjadi hal lazim yang terjadi di Indonesia.  Menurut seorang Psikolog Klinis dan Praktisi Hipnoterapi di Dharmawangsa Mental Health Clinic, Liza M Djaprie, 80 persen perselingkuhan bisa terjadi karena hubungan suami dan istri yang berjarak. Sementara 20 persen lagi disumbangkan oleh tingkah pria itu sendiri. "Ada memang pria yang tidak bisa berkomitmen. Mau pasangan secantik kayak apa, dia tidak pernah puas" kata Liza.

Pelakor (perebut laki orang) tidak bisa begitu saja disalahkan saat suami Anda ketahuan selingkuh. Boleh saja menilai perempuan idaman lain (PIL) suami Anda itu jahat dan tega, tapi Anda juga harus menyadari, pelakor tidak akan ada jika hubungan Anda dan suami baik-baik saja.

Padahal menurut Liza, perselingkuhan tidak bisa dilakukan sendirian. Setidaknya ada minimal dua orang yang terlibat.

"Jika hanya mencemooh pihak wanita selingkuhan, berarti kita seolah-olah sepakat bahwa saat perselingkuhan terjadi, semua kesalahan terletak pada wanita "yang mencuri suami orang" dan si suami hanya diam saja diperebutkan seperti boneka. Karena ketika (hubungan suami istri) ada gap dan jarak, kekosongan di antara suami dan istri itu (akan) diisi oleh orang lain (pelakor)," kata Liza.

Tapi mengapa yang disalahkan di sini hanya orang ketiga? Mengapa masyarakat hanya memandang buruk pada wanita yang disebutnya pelakor? Mengapa tidak membenci dan menghina sang pria (suami), padahal sangat nyata bahwa kesalahan terletak pada kedua belah pihak.

Pria yang berhidung belang tidak boleh dibela dan dipertahakan. Mereka juga harus mendapatkan balasan yang sepadan dengan apa yang telah mereka lakukan. Dengan seenak hatinya, bermodalkan harta, mengorbankan keluarga, mencari wanita lain yang lebih cantik dan muda. Hal ini seperti mendukung slogan "kalau cantik dan muda jadi pelakor kalau jelek dan tua ditinggal di rumah".

Liza mengatakan ada tiga pihak yang harus disalahkan dalam kasus perselingkuhan. Bukan hanya pelakor itu saja, tapi suami dan istri yang meski dalam hal ini posisinya adalah korban. Liza pun berpesan, daripada repot-repot dan menghabiskan tenaga buat memarahi pelakor, mending energi itu dipakai buat refleksi.

"Balik lagi, tanya ke diri sendiri, salah dan kurangnya di mana? Misal, jangan-jangan karena terlalu dominan, sampai-sampai suami menjadi takut. Misal lagi, saking keasyikan kerja, sampai-sampai tidak bisa menyiapkan sarapan buat suami," kata Liza menambahkan.

Tak jarang, ada hal yang tidak bisa dilakukan istri, tapi sudah dimaklumi terlalu lama oleh si suami, sampai kemudian muncul perempuan yang disebut pelakor itu, bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan istri sendiri.

"Istri atau pasangan sah adalah korban, tapi ada kontribusi mengapa sampai hal ini bisa terjadi. Walaupun kontribusi itu minimalis banget, ternyata bisa membuat pria melihat wanita lain," kata Liza.

Seorang istri bisa introspeksi ke diri sendiri saat tahu ada pelakor yang siap menerkam sang suami. Istri terkadang tidak menyadari bahwa sedang ada kesenjangan di antara mereka, yang mungkin tidak terbahas atau terlewatkan begitu saja.

Namun yang harus diingat, biasanya orang ketiga hadir di tengah-tengah kehidupan rumah tangga yang sedang terjadi konflik. Sebenarnya mereka sendirilah yang memberikan celah untuk orang ketiga bisa masuk dalam hubungan mereka.  Karena kunci pernikahan langgeng itu adalah adanya rasa nyaman terhadap pasangan, ketika rasa nyaman tak ada lagi mereka akan mecari sosok lain yang bisa membuat mereka nyaman dan bahagia. 

Untuk itu janganlah buru-buru menyalahkan pasangan karena mereka selingkuh. Cobalah instropeksi diri apa yang kurang dari kita sehingga pasangan mencari kenyamanan pada orang lain. Jika telah menemukannya segera bicarakan dan selesaikan fondasi rumah tangga dengan baik. Ingat! Kesalahan tidak sepenuhnya milik orang ketiga, suami Anda dan Anda harus dikoreksi. Jadi berhenti untuk selalu menyalahkan pelakor bila suami Anda mulai selingkuh.