Menu

DPR Kutuk Keras Rencana Israel Rebut Tepi Barat Palestina

Bisma Rizal 12 Jun 2020, 16:05
DPR Kutuk Keras Rencana Israel Rebut Tepi Barat Palestina (foto/int)
DPR Kutuk Keras Rencana Israel Rebut Tepi Barat Palestina (foto/int)

RIAU24.COM - JAKARTA- Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha mengutuk keras rencana Israel yang akan mengambil alih tepi barat Palestina. Ini membuktikan, pemerintah Israel merupakan pihak yang munafik.

"Karena tidak pernah ‘Istiqomah’ terhadap perjanjian dengan Palestina, terutama garis batas tahun 1967," ujarnya dalam siaran persnya, Jakarta, Kamis (11/6/2020).

zxc1

Politisi PPP itu menambahkan, rencana ini akan menimbulkan beberapa dampak seperti  memanaskan situasi politik internasional.

"Semakin sulitnya penyelesaian konflik antara kedua negara (Palestina dan Israel) dan rencana Israel itu bertentangan dengan resolusi dan hukum internasional PBB," tuturnya.

zxc2

Hal ini juga, kata Syaifullah, merusak mimpi warga Palestina yang ingin hidup secara damai dan mendapatkan haknya.

Untuk itulah, kata Syaifullah, pihaknya mendukung upaya pemerintah Indonesia menolak rencana Israel mencaplok Tepi Barat dan pemenuhan hak Palestina.

"Melalui surat, Menlu ajak 30 negara sahabat untuk bersama-sama membendung rencana Israel menganeksasi Tepi Barat Palestina tersebut," jelasnya.

Syaiful juga menyebutkan, bahwa politik luar negeri Indonesia sangat jelas dan  dan konsisten dari Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo, bahwa Indonesia hanya mengakui negara Palestina dan menolak keras ‘pendudukan’ Israel atas Palestina.

"Prinsip tersebut tidak akan pernah berubah sepanjang Pembukaan UUD NRI (Negara Republik Indonesia) 1945 tetap berbunyi bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Indonesia juga saat ini bahkan telah membuka Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina berkedudukan di Ramalah," jelasnya.

Syaiful pun mengajak seluruh warga Indonesia berdoa agar warga Palestina memperoleh kemerdekaan negaranya dan bisa hidup secara damai.

"Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia selain Mesir," jelasnya.