Menu

Hidup Berdampingan Dengan Orang Mati, Warga Toraja di Indonesia Mengurangi Jumlah Pemakaman Ditengah Pandemi

Devi 21 Jun 2020, 22:13
Hidup Berdampingan Dengan Orang Mati, Warga Toraja di Indonesia Mengurangi Jumlah Pemakaman Ditengah Pandemi
Hidup Berdampingan Dengan Orang Mati, Warga Toraja di Indonesia Mengurangi Jumlah Pemakaman Ditengah Pandemi

Beberapa orang meninggal yang sedang dalam perawatan tetapi yang dites negatif untuk COVID-19. Mereka harus dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan sesegera mungkin, yang berarti bahwa anggota keluarga yang selamat tidak dapat menjaga almarhum dibalsem di rumah mereka seperti yang akan mereka lakukan secara tradisional.

"Keluarga masih melakukan ritual yang paling penting, termasuk mengorbankan setidaknya babi atau kerbau sebelum pemakaman," kata Sombolinggi.

"Ini sangat banyak tentang martabat keluarga. Jika tidak mereka akan mengalami dampak sosial jika mereka tidak dapat mengadakan pemakaman yang layak," tambahnya.

Sombolinggi mengatakan bahwa kerbau dikorbankan untuk menandai bagian simbolis menuju kematian karena mereka akan berfungsi sebagai "kereta" yang mati di akhirat.

Ibunya, yang wafat pada Juni 2019, masih terus dimumikan di tongkonan keluarga di desa Lembang Madandan, di kabupaten Tana Toraja.

Mayatnya dibaringkan dengan wajah dan tubuh menghadap ke timur ke matahari terbit, yang melambangkan kehidupan. Bagi orang Toraja, orang yang meninggal belum mati; mereka dianggap sebagai sakit. Anggota keluarga masih berbicara dengan mereka, membawa makanan dan minuman dan menyimpan barang-barang penting di dekatnya.

Halaman: 234Lihat Semua