Menu

Solidaritas dan Kerjasama Antar Negara Kunci Sukses Hadapi Pandemi Corona di Era New Normal

Satria Utama 23 Jun 2020, 05:46
Para peserta Konperensi Virtual IMT-GT UNINET menyampai salam sehat
Para peserta Konperensi Virtual IMT-GT UNINET menyampai salam sehat

RIAU24.COM -  Tidak ada satupun negara di Dunia yang cukup kuat untuk menghadapi COVID-19 sendiri. Kerja sama Internasional dan Regional menjadi semakin relevan dalam kondisi seperti ini.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya, pada pembukaan konferensi virtual IMT-GT UNINET yang mengambil tema Strengthening IMT-GT Cooperation on COVID-19 Pandemic, pada tanggal 22 Juni 2020.

"Melalui kolaborasi yang lebih kuat termasuk partnership dengan UNINET, saya yakin kita akan terus maju dengan ide-ide serta solusi yang inovatif," ujarnya.

Dikatakannya, Indonesia secara konsisten mendorong solidaritas dan kemitraan internasional dalam rangka penanganan pandemi COVID-19, termasuk dalam forum kerja sama sub-regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Ketiga negara anggota memiliki wilayah yang berbatasan langsung, sehingga penting untuk memperkuat kerja sama penanganan pandemi COVID-19.

"Selain itu, kerja sama IMT-GT selama ini telah banyak berkontribusi dalam membangun perekonomian sub-kawasan termasuk peningkatan konektivitas, nilai perdagangan, pariwisata, dan investasi," kata Desra.

Konperensi virtual ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan melibatkan 25 universitas di ketiga negara yang menjadi anggota IMT-GT UNINET. 

Hadir para ahli sebagai pembicara, antara lain Dr. Roderico Ofrin dari Word Health Organization (WHO), Gary Krishnan dari Asian Development Bank (ADB), Kazunobu Onogawa dari Institute for Global Environmental Strategies (IGES) - Jepang, Firdaus Dahlan dari Sekretariat IMT-GT Putrajaya, Prof. Dr. Marwan dari UNINET Indonesia, Prof. Dr. Sazzli Shahlan Kasim dari UNINET Malaysia, dan Prof. Dr. Virasakdi Chongsuvivatwong dari UNINET Thailand. 

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, Rektor Universitas Syiah Kuala dalam sambutannya menyampaikan bahwa COVID-19 tidak hanya mengakibatkan kematian di berbagai negara, namun juga mempengaruhi arus rantai pasok dan juga perekonomian. “Pandemi ini harus kita lawan dengan bekerja sama dan saling membantu,” tegas Rektor dari perguruan tinggi tertua di Aceh tersebut.

Pokok-pokok diskusi bersama para ahli dan akademisi dari UNINET menyimpulkan bahwa mutlak bagi negara-negara di dunia untuk bekerja sama dalam menangani penyebaran virus ini. Empat hal yang harus dilakukan antara lain melakukan penelurusan kontak (tracing), melakukan tes massal (testing), melakukan isolasi mandiri (isolating), dan merawat pasien (caring). 

Bila keempat hal ini dilakukan secara efektif oleh setiap negara, penyebaran virus akan dapat dihentikan dan kurva pandemic dapat didatarkan. Saat pandemi dapat dilawan, maka siklus perekonomian akan kembali bergerak.

Peluang kerja sama yang dapat diidentifikasi dalam pertemuan antara lain peluang penelitian bersama, pelatihan entrepreneurship bagi kalangan generasi muda, pengembangan strategi dan rencana aksi manajemen limbah penanganan COVID-19, pertukaran informasi bersama, serta meningkatkan penggunaan teknologi digital guna mendukung pemulihan sektor ekonomi.

Program kerja sama konkrit penanganan COVID-19 dalam kerangka IMT-GT yang sedang dilaksanakan adalah proyek penyusunan protokol COVID-19 Medical Waste Management System bagi Pemerintah Daerah negara anggota IMT-GT. Dalam hal ini Provinsi Bangka Belitung menjadi salah satu pilot project pengembangan protokol tersebut di Indonesia.

Sekretariat IMT-GT juga telah melakukan berbagai upaya guna memfasilitasi pembahasan penanganan COVID-19 di berbagai sektor yang menjadi prioritas IMT-GT untuk turut serta menjalankan protokol kesehatan dan mempersiapkan kesiapan daerah yang tergabung sebagai anggota IMT-GT dalam menjalankan new normal.

Sementara ADB memfasilitasi upaya pemulihan ekonomi di Kawasan antara lain dengan menyiapkan database yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan di Kawasan dan menekankan pentingnya berbagi informasi.****