Menu

Facebook Diboikot Ramai-ramai, Kekayaan Mark Zuckerberg Berkurang Rp102,7 Triliun, Peringkatnya Turun Jadi Nomor 4

Riki Ariyanto 29 Jun 2020, 10:15
Facebook Diboikot Ramai-ramai, Kekayaan Mark Zuckerberg Berkurang Rp102,7 Triliun, Peringkatnya Merosot Jadi Nomor 4 (foto/int)
Facebook Diboikot Ramai-ramai, Kekayaan Mark Zuckerberg Berkurang Rp102,7 Triliun, Peringkatnya Merosot Jadi Nomor 4 (foto/int)

RIAU24.COM -  Perusahaan media sosial raksasa facebook yang didirikan Mark Zuckerberg sedang goncang. Pasalnya sejumlah perusahaan ternama, termasuk Unilever ramai-ramai boikot pasang iklan di facebook.

zxc1

Dilansir dari CNNIndonesia, hal ini berdampak signifikan membuat kekayaan Mark Zuckerberg turun US$7,2 miliar atau setara dengan Rp102,7 Triliun. New York Post melaporkan saham perusahaan Facebook juga turun 8,3 persen sejak Jumat (26/6) kemarin. Penyebab penurunan saham terutama karena aksi Unilever sebagai salah satu pengiklan menyatakan berhenti menjual produknya di Facebook.

Bukan cuma Unilever, ada perusahaan besar seperti Verizon Communications, Hershey Co dan Honda ikut boikot iklan mereka dari Facebook. Bahkan perusahaan minuman raksasa Coca Cola juga turut menangguhkan iklan pada semua platform media sosial, termasuk Facebook selama satu bulan.

zxc2

Penurunan harga saham tersebut lantas menghilangkan nilai pasar Facebook sebesar US$56 miliar. Sementara kekayaan bersih Zuckerberg turun menjadi US$82,3 miliar, menurut laporan Insidehook.

Kondisi ini membikin posisi Zuckerberg sebagai orang terkaya dunia turun satu peringkat ke posisi empat. Zuckerberg kini berada di bawah bos Louis Vuitton Bernard Arnault, CEO Amazon Jeff Bezos, dan pendiri Microsoft Bill Gates.

Dilansir dari CNN, aksi boikot sejumlah perusahaan besar itu adalah bentuk protes karena Facebook dinilai gagal mengatasi ujaran kebencian di platform media sosialnya. Setidaknya ada 12 perusahaan besar yang memboikot Facebook.

Unilever dalam pernyataan menyebut bakal menarik dan memboikot iklan pada Facebook sampai akhir 2020. "Saat ini melanjutkan iklan di platform ini (Facebook) tidak akan berguna bagi masyarakat. Kompleksitas lanskap budaya saat ini menempatkan tanggung jawab baru sebuah merek untuk belajar, merespons dan bertindak untuk mendorong ekosistem digital yang aman," tegas pihak Unilever.

Selain itu pihak The North Face menuturkan turur memboikot Facebook dan twitter. Keputusan The North Face juga berlaku pada jejaring media sosial instagram yang dimiliki Facebook. Hal itu dilakukan sampai Facebook mengubah kebijakan lebih ketat terkait menghentikan konten rasis, kekerasan, kebencian dan hoax.