Menu

Marah-marahnya Sudah 10 Hari Lalu, Pihak Istana Ungkap Ini Sebabnya Mengapa Video Jokowi Baru Diunggah Sekarang

Siswandi 29 Jun 2020, 10:50
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi

RIAU24.COM -  Kemarahan Presiden Jokowi terhadap jajarannya, saat ini tengah marak disorot media massa. Ada beberapa hal yang membuat orang nomor satu di Indonesia itu, merasa kecewa. Salah satunya, karena kinerja para menteri yang dinilai tak maksimal. Karena itu, Presiden Jokowi menegaskan tidak akan segan-segan melakukan reshuffle. 

Untuk diketahui, peristiwa itu terjadi saat sidang kabinet paripurna bersifat tertutup yang digelar pada 18 Juni 2020 lalu. Namun video itu baru dipublikasikan 10 hari kemudian yakni pada Minggu 28 Juni 2020.

Terkait hal itu, pihak Istana Kepresidenan melalui Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Triadi Machmudin, punya penjelasan khusus. 

Dilansir viva, Senin 29 Juni 2020, Bey Triadi mengatakan, video Presiden Jokowi yang sempat mencak-mencak terhadap kinerja anak buahnya perlu diketahui masyarakat. Bahkan kepala negara mengancam bisa mencopot jabatan para menteri jika kinerjanya masih lamban di tengah pendemi Corona yang serba butuh kecepatan.

"Banyak hal yang baik dan bagus untuk diketahui publik sehingga kami meminta izin kepada Bapak Presiden untuk mempublikasikannya. Makanya baru di-publish hari ini (kemarin Minggu)," terangnya. 

Menurutnya, pihak Sekretariat Presiden pun butuh waktu yang panjang meneliti kembali pernyataan tersebut. "Kami pelajarinya agak lama juga, pelajari berulang-ulang," kata dia.

Seperti dirilis media massa, Presiden Joko Widodo meminta para menterinya bekerja lebih keras lagi untuk masyarakat di masa pandemi Corona COVID-19. Menurut Presiden Jokowi, situasi saat sekarang ini seharusnya diatasi dengan langkah-langkah yang luar biasa atau extraordinary. 

Dalam rapat itu, Jokowi tampak meninggi nada bicaranya. Jokowi bahkan mengultimatum akan reshuffle kabinet bila hal itu dibutuhkan.

Ia meminta jajaran kabinetnya mempunyai satu kesamaan pikiran bahwa saat ini dalam situasi krisis. Karena itu ia menegaskan agar para kabinetnya bekerja keras.

"Sekali lagi, langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," tegas Jokowi sebagai terungkap dalam video rapat Kabinet tanggal 18 Juni 2020, di Istana Negara yang diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu, 28 Juni 2020. ***