Menu

PBB Ungkap Parahnya Dampak Corona Bagi Masyarakat Dunia, Seperti Ini Rupanya

Satria Utama 19 Jul 2020, 07:17
Antonio Guterres
Antonio Guterres

RIAU24.COM -  Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut virus corona telah membongkar rapuhnya masyarakat dunia dan membuat 100 juta penduduk bumi terperosok dalam kemiskinan yang ekstrem. Hal ini disampaikan dalam peringatan ulang tahun ke-102 presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan Nelson Mandela, secara online, Sabtu (18/7/2020).

Menurut Guterres, virus corona seperti x-ray yang menunjukkan tulang yang patah dalam struktur tubuh masyarakat internasional yang rapuh.

"Kita berlutut oleh virus mikroskopis. Pandemi telah menunjukkan rapuhnya dunia kita. Seluruh wilayah yang selama bertahun-tahun telah berhasil membuat kemajuan dalam memberantas kemiskinan dan mempersempit ketidaksetaraan, mengalami kemunduran hanya dalam hitungan bulan," ujarnya, seperti dikutip dari AFP, Minggu (19/7/2020).

Dampak ekonomi dari pandemi yang telah menginfeksi lebih dari 14 juta orang serta merenggut hampir 600.000 nyawa di seluruh dunia, dirasakan oleh kalangan pekerja informal, usaha kecil, dan perempuan.

"Kita menghadapi resesi global terparah sejak Perang Dunia II. 100 juta orang lagi terperosok dalam kemiskinan ekstrem. Kita bisa melihat kelaparan dalam jumlah yang bersejarah,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan beberapa permasalahan yang dihadapi dunia, seperti penyediaan layanan kesehatan yang tidak merata, pekerja medis yang tidak dibayar, serta perbedaan pendapatan dan perubahan iklim.

"Ini mengungkap kekeliruan dan kepalsuan di mana-mana. Khayalan bahwa kita hidup di dunia pasca-rasis. Mitos bahwa kita semua berada di kapal yang sama,” ujar Guterres.

Dia menambahkan, orang-orang telah kehabisan kesabaran pada perbedaan mencolok serta diskriminasi di seluruh masyarakat.

Gerakan anti-rasisme global yang dipicu kematian George Floyd, pria kulit hitam yang terbunuh oleh polisi kulit putih di Amerika Serikat pada 25 Mei, sudah cukup menjadi bukti tentang peliknya permasalahan rasisme yang mengakar di tubuh masyarakat.

Namun sisi baiknya, lanjut dia, pandemi virus corona menciptakan peluang bagi para pemimpin internasional untuk membangun dunia lebih setara dan berkelanjutan. "Kita berada di titik puncaknya,” kata Guterres.***