Menu

Zulkifli Hasan Sebut Dukung Gibran Agar Publik Tidak Lagi Ribut Soal SARA, Musni Umar Tanggapi Begini

Ryan Edi Saputra 21 Jul 2020, 09:07
Musni Umar
Musni Umar

RIAU24.COM - JAKARTA - Sejumlah pengurus teras Partai Amanat Nasional (PAN) diam-diam menemui Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin petang (20/7/2020) kemarin.

Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan membenarkan bahwa dirinya sengaja datang bersama sejumlah pengurus PAN menyambangi Istana untuk menemui Presiden Jokowi.

“O iya tadi baru selesai,” kata Zulhas sapaan akran pimpinan MPR itu, melansir demokrasi.co, Selasa (21/7/2020).

Zulhas menerangkan, pertemuan antara PAN dengan Jokowi hanya sebatas memperkenalkan diri pengurus baru dan silaturahmi semata. Karena, PAN baru saja menyusun struktur organisasi baru di bawah kepemimpinannya untuk periode kedua.

“Kan kita mau melantik (pengurus), itu kita undang Presiden, karena pandemik, akhirnya pelantikannya Webinar. Tadi silaturahim memperkenalkan pengurus baru, gitu kira-kira,” katanya.

Selain memperkenalkan pengurus baru, Zulhas juga menyampaikan kepada Jokowi perihal dukungan PAN terhadap dan Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Afif Nasution masing-masing di Pilkada Solo dan Medan.

“Kedua, juga mendukung, kita ngusung Pak Gibran dan Bobby, kenapa? Karena kita tidak ingin lagi ajang pilkada itu, kampanye rasial, agama, ini kan pilihan walikota jangan sampai nanti berbau SARA, agama gitu, kita mendukung Bobby di Sumut, Gibran di Solo,” jelasnya.

“Jadi cuman tarung adu konsep saja, jangan sampai publik diadu-adu lagi soal SARA, soal agama macem-macem tidak baik,” tandasnya Zulhas menambahkan.

Bersama Zulhas hadir, Hatta Rajasa (Ketua MPP PAN), Sutrisno Bachir (Ketua Dewan Kehormatan PAN), Eddy Soeparno (Sekjen PAN), dan dua Wakil Ketua Umum Totok Daryanto dan Yandri Susanto.

Menanggapi pernyataan Zulhas, Rektor Universitas Ibnu Chaldu Musni Umar mengomentari hal tersebut. Ia memgaskan permasalah bukan di Sara, bamun pada Dinasti Politik yang dibangun Jokowi.

“Pencalonan Gibran jadi walikota Solo,  sama sekali tidak ada kaitan dgn SARA. Publik hanya persoalkan dinasti politik,” kicaunya dalam akun twitter @musniumar.